Bertemu Para Leader
(3)
Silahkan baca dulu Bertemu Para Leader (1) dan Bertemu Para Leader (2) , ini agar gak gagal nyambung, hehehehe
Enrichment Program Paiton Energy
Dalam sesi Pak Bambang Jiwantoro
(alias Mr. BJ) adalah sesi yang unik. Bagaimana tidak unik, selaku HR Manager PT. Paiton Energy (PT
International Power Mitsui O&M Indonesia) beliau membuka beberapa resep di
dalam dapur perusahaan.
Salah satu resep PT. Paiton
Energy menemukan bibit unggul (cieee bibit unggul, hahaha) untuk membangun
perusahaan adalah lewat Enrichment
Program. Dimana Paiton Energy membuka kesempatan bagi fresh graduate untuk bisa belajar di Paiton Energy. Tentunya
belajar disini mengikuti kurikulum dalam perusahaan. Hal yang menarik juga
adalah setiap peserta Enrichment Program
mendapatkan semacam satu kakak mentor (bahasa kekinian). Dengan perbandingan
satu banding satu tentu proses pembelajaran akan lebih mudah.
Mr. BJ juga menjelaskan bahwa
rasio pegawai yang berpindah perusahaan dari PT. Paiton Energy adalah yang
terendah dibandingkan perusahaan sejenis lain. Rahasianya tentu ada dalam bagaimana
perusahaan membangun loyalitas pegawainya. Dari sekian banyak cara membangun
loyalitas pegawai, saya ingin bercerita tentang bagaimana Paiton Energy
menghilangkan yang namanya SILO Effect.
SILO Effect adalah
istilah yang digunakan dalam menggambarkan suatu keadaan dimana setiap orang
atau departemen menganggap diri atau departemennya adalah yang paling penting
dan paling hebat dalam perusahaan. Ibarat kata mereka membangun kerajaan baru
dalam suatu kerajaan utama. Menurut Mr.BJ, untuk membunuh atau meminimalkan SILO
Effect ini, Paiton Energy sejak Enrichment
Program sudah menerapkan sistem untuk tiap peserta agar berpindah
departemen dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dimaksudkan agar tiap peserta enrichment bisa mengetahui perusahaan
secara menyeluruh. Peserta jadi tau kenapa sampai kerja departemen lain
terhambat karena kesalahan departemen lain ataupun sebaliknya.
Diakhir sesi tak lupa Mr.BJ juga
menyampaikan:
Tak usah takut kalau belum menemukan passion, jalani dulu apa yang ada. Karena, passion akan menemukanmu. Mr. Bambang Jiwantoro- HR dan CSR Manager PT.Paiton Energy
Socio Entrepreneurship nan
menggugah
Hati yang gersang bagaikan tanah yang
sudah tidak menerima hujan. Mudah hancur. Socio
Entrepreneurship membawah air ke tanah nan gersang itu. Semangat wirausaha
yang dibangun lima tahun terakhir oleh pemerintah tak ada salahnya. Namun
dibalik usaha yang mencari untung semata, ada sebuah nilai yang bisa
diperjuangkan.
Sesi akhir dari Leadership Development Seminar diisi
oleh Dr.Imam B. Prasodjo. Hayo, ada yang tau beliau tidak? Kalau namanya
mungkin ada yang lupa-lupa ingat, tapi lihatlah foto di bawah ini ↓↓
bersama Bapak Imam B. Prasodjo |
Yupz, wajah beliau sering
menghiasi TV nasional dan dimintai pendapatnya.
Kalau soal pengertian entrepreneurship saya rasa semua telah
paham, bahkan banyak yang lebih paham dari saya. Jadi langsung saja tentang Socio
Entrepreneurship. Pak Imam B. Prasodjo memaparkan bahwa dewasa ini
semangat sosial (terutama dari anak muda) semakin menjadi-jadi. Tapi sayangnya,
dampak dari semangat sosial itu belum memberikan dampak signifikan dan maksimal.
Kenapa dampaknya belum signifikan
atau maksimal?
Alasan utamanya semangat sosial
itu masih terkungkung sebatas penyedia jasa sosial langsung. Sebelum
melanjutkan, Pak Imam memaparkan bahwa dalam semangat sosial ini ada sedikitnya
3 tahapan. Yaitu:
1. Penyedia Jasa Sosial Langsung
Banyak anak muda
yang menjadi bagian dari tahap ini. Pernahkah mendengar kegiatan sunatan masal?
Atau bagi-bagi makanan di pinggir jalan? Ya, dua kegiatan itu menjadi dari
sekian banyaknya kegiatan sosial yang dilakukan oleh para penyedia jasa sosial
langsung ini. Pertanyaannya adalah, apakah ketika kita membagikan makanan di
jalanan satu dua kali akan membuat masalah kelaparan berhenti? Tentunya tidak.
Membagikan makanan baik, namun sayangnya itu tidak bisa menjadi solusi permanen
atas permasalahan kelaparan.
2. Aktivis Sosial
Aktivis sosial
adalah mereka yang memperjuangkan sebuah nilai lewat gagasan. Bagian ini
memiliki dampak sosial yang lebih luas namun tak dirasakan langsung oleh
masyarakat. Pernah mendengar Munir? Aktivis yang akhirnya meninggal diracun di
atas pesawat? Atau pernah mendengar Marthin Luther King Jr yang
memperjuangankan kesetaraan antara kulit putih dan hitam? Merekalah adalah
contoh aktivis sosial.
3. Wirausaha Sosial (Socio Entrepreneurship)
Socio
Entrepreneurship menjadi sebuah harapan solusi permanen atau berdampak
luas atas permasalahan sosial yang ada. Menurut Pak Imam, para pelaku Socio
Entrepreneurship adalah mereka yang punya keahilian bisnis di otaknya
dan hati sebagai pelaku sosial. Mereka adalah orang-orang yang berbisnis namun
dengan nilai-nilai sosial yang ada.
Pernah mendengar
Toms
Shoe? Ya sebuah usaha bermarkaskan di AS, gambaran utamanya adalah
setiap pasang sepatu yang terjual berarti perusahaan akan memberikan sepasang
sepatu untuk orang kurang mampu GRATIS.
Atau pernah
mendengar Sanjit Bunker Roy?
Dikutip dari http://danamonawards.org/article/9
:
Roy mendirikan
the Barefoot College, sebuah
organisasi yang mengajarkan wanita buta huruf dari desa-desa terbelakang untuk
menjadi dokter, insinyur, dan arsitek. Yang mengesankan adalah setiap kampus
yang didirikannya menggunakan tenaga surya yang didesain dan dikembangkan
sendiri oleh alumni mereka. Dalam mendirikan kampus tersebut, tujuan Roy
bukanlah untuk meraih keuntungan bagi dirinya sendiri, tetapi untuk
meningkatkan ekonomi dan taraf hidup wanita di negara asalnya, India (dan
sebagian Afrika).
Inilah tugas
bersama kita, agar gelora semangat sosial anak muda, tidak berhenti sebagai penyedia
jasa sosial langsung lewat bakti sosial (BAKSOS). Yang BAKSOS ini tidak bisa
memberikan dampak berkelanjutan.
Pak Imam juga
memaparkan pengertian pendidikan, yaitu:
·
Learn to know,
·
Learn to be,
·
Learn to do,
·
And learn to live together in peace and harmony.
Silahkan otak pengusaha, tapi pastikan hati ke masyarakat. Imam B. Prasodjo-Founder Yayasan Nurani Dunia
Bandung, 20 Maret
2016
***bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar