Minggu, 14 Juli 2019

Transit di Semarang ± 8 Jam (Travelling and Teaching 20 Karimun Jawa – bagian Dua)



Aku, Esmeralda dan Larissa berangkat menggunakan Kereta Api yang diberi nama Ciremai. Aku mengartikan Ciremai dengan Cinta Bersemi Dengan Damai. Wadidaw.

 Kami bertiga (Wahyu, Intan dan Uut) memulai perjalanan dari Kota Cinta (Bandung) pukul 6.15 pagi. Untungnya kami semua cutinya di-approved, berhubung keberangkatannya hari kamis soalnya.

Sebenarnya meeting point kami langsung di Pelabuhan Jepara hari Jumat 5 Juli pukul 5 pagi. Berhubung di antara kami bertiga tidak ada yang mengenal lokasi Jepara, makanya kami memutuskan untuk datang lebih awal dan ikut sebagian rombongan dari Semarang.

KA.Ciremai membawa kami tiba di kota dengan icon Lumpia dan Bandeng sekitar pukul 2 siang. Sedangkan janji ikut rombongan Semarang adalah jam 10 Malam. Yash, masih ada waktu sekitar 8 jam untuk mencari serpihan hati disini.

Semarang, Aku Kembali (Travelling and Teaching 20 Karimun Jawa – bagian Satu)

Niat awalnya aku ingin menulis saat sedang melakukan perjalanan. Ya kayak di film-film sok romansa itu loh. Jalan pagi, malamnya langsung nulis. Tapi moon maaf ya, aku belum bisa Ferguso. 

Sejujurnya, merangkai kata saat melakukan perjalanan itu susah-susah gampang, alias banyak susahnya dari pada gampangnya. Tetapi, sebagai manusia pendosa, aku harus mencari pembenaran. Pembenaranku kali ini karena aku terlalu menikmati perjalanan aku bareng dia. Ahsiaaap. Dia siapa? Canda.

Kamis, 4 Juli 2019 adalah awal perjalanan aku, dia dan dia. Lah, kok jadi 3? Sorry to say but, memang dalam perjalanan kali ini, aku ditemani dua wanita karir hebat dari Meksiko. Sebut saja dia Esmeralda dan Larissa.

Maaf, saya terlalu terbawa suasana. Perjalanan ini dari Bandung, bukan dari Meksiko. Kami dari Bandung, kota dengan sejuta cinta. Dua wanita beruntung itu adalah Intan dan Uut, mereka berdua kebetulannya berprofesi sama yaitu dokter gigi.