Pada pertemuan ke tiga ini kami diajak untuk me-restart diri dan melakukan start yang baru. Kami tidak diminta untuk melakukan install aplikasi yang baru, karena ingat, sesuai pertemuan sebelumnya, manusia sudah memiliki install-an aplikasi yang paling canggih dan mumpuni. Itu adalah FITRAH.
Kita sudah
mengetahui, pengertian restart diri
adalah kembali pada FITRAH. Namun, bagaimana kah cara melakukan start yang baru? Utamanya, untuk
melakukan start yang baik, kita wajib
tahu akan finish dimana. Tanpa
mengetahui finish line, tentu sehebat
apapun kita melakukan start, ujungnya
kita akan tersesat kembali.
Banyak
pemuda serta orang tua muda yang belum bisa menjawab pertanyaan dibawa ini:
Aku ini apa?
Hidup untuk apa?
Berkeluarga untuk apa?
Apa benar menjadi Ayah?
Apa benar menjadi Ibu?
Kenyataannya, usia 30 sd 40 tahun adalah masanya seorang menjadi GELISAH, merasa HAMPA tak ada medan laga yang diperjuangan, jiwanya BERTERIAK menuntut kebermaknaan, fitrahnya MENJERIT meminta hak untuk menmukan tugas (Wahyu dan Shahnaz kebetulah sangat struggle dengan hal ini). L
Sesuai Fitrah Based Life yang disampaikan oleh
Ustadz Hary Santosa Hasan, manifestasi atau pengejawantahan dari FITRAH adalah
Misi Hidup. Misi hidup ini adalah rute
yang akan menghantarkan kita kepada garis finish
(Visi).
“Ah, kok misi dan visi hidup yang dibahas?
Basih ah kayak motivator yang teriak-teriak diluaran dong?”
Nah, yang
menarik dari materi ini adalah disampaikannya secara tersurat, bahwasanya kita
manusia sudah tidak perlu membuat Visi
hidup setelah fase kehidupan di dunia ini. Mari kita simak gambar ilustrasi yang
disampaikan Kang Ulum dibawah ini:
Terlihat
dua arah panah yaitu dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Gambar ini
memiliki arti Maksud Allah atau Visi telah diberikan Allah kepada manusia dari
atas (Langit), peran manusia adalah menerima serta menjalankan tugas dan misi
manusia dari bawah (Bumi).
Sebelumnya sudah
pernah disinggung terkait maksud Allah menciptakan manusia adalah mengabdi
pada-Nya (QS Adz Dzariyat:56) dan kedudukan
(Jabatan) manusia adalah wakil Allah untuk memakmurkan Bumi (QS Al Baqarah:30).
Manakalah
Maksud Allah dan Misi Manusia ini bertemu, maka akan terjadi dan terjaga sesuatu
yang disebut TASKIYATUN NAFS yang
berarti proses membersihkan jiwa (nafs).
Yang paling utama yang dibersihkan adalah Qalbu
(hati). Qalbu adalah ruang (atau juga
keadaan) yang paling penting di dalam nafs
(jiwa) manusia.
Pertanyaan
selanjutnya, apa kaitannya antara Tazkiyatun Nafs dengan Pendidikan Selaras FItrah?
Kaitannya
adalah jika fitrah yang terkubur atau tertutupi khilaf dan salah, maka kotoran-kotorannya
harus dibersihkan agar firah kembali tumbuh paripurna. Proses pembersihannya
itulah yang disebut Tazkiyatun Nafs. Inti dari proses Tazkiyatun Nafs untuk
menumbuhkan kembali fitrah dalam diri adalah dengan bertaubat.
Selain
menumbuhkan kembali fitrah, proses Tazkiyatun Nafs juga akan membuat
terang benderang jiwa untuk mendengar dan melihat tugas / misi apa yang harus
diemban selama hidup di dunia ini, demi menyambut maksud Allah daam menciptakan
manusia.
Maka dipertemuan
ketiga ini, Kang Ulum ini mengajak kami peserta untuk melakukan muhasabah atau
introspeksi diri secara masing-masing. Ini merupakan fondasi sebelum masing-masing
keluarga peserta diajak untuk menemukan misi hidup.
Kang Ulum
menyampaikan bahwa proses muhasabah diri tentu biasanya lebih baik dilakukan
saat sendiri atau momen-momen tertentu.
Sesi di dalam kelas belum maksmal karena durasi dan situasi sehingga diharapkan
kami melanjutkan proses di rumah.
Eits, bukan
berarti tulisan ini bersambung. Kita lanjutkan.
Sejatiya
kita bisa mengambil contoh lansung terkait Misi
Hidup dari sang suri tauladan bagina Rasulullah
Muhammad SAW. Berikut beberapa point pentingnya:
Misi / Tugasnya turun dari langit, di usia 40
tahun.
Misi /
tugas beliau adalah menjadi Nabi dan Rasul ; membacakan ayat Allah (Al Quran)
dan beliau adalah Al Quran yang berjalan, hati beliau ialah media sampainya Kalamullah
kepada umat manusia. Beliaulah peyempurna Risalah Islam (risalah para nabi
terdahulu).
Manfaat Misi / Tugasnya itu untuk bumi
(keidupan manusia)
“Dan
tidaklah kami utus engkau kecuali untuk menjadi Rahmat bagi seluruh alam” QS AL
ANbiya 107.
“Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq (manusia)” HR Al Baihaqi.
Misi / Tugasnya selesai saat ajat tiba.
“… pada
hari ini telah Aku sempurnakan diin-mu untukmu, dan telah aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai din-mu…” QS Al MAidah 3.
Ingatlah Misi
itu Risalah dan Visi itu Bisyarah.
Risalah sesuatu
yang diwahyukan oleh Allah , berupa prinsip hidup, moral, ibadah aqidah untuk
mengatur kehiduan manusia agar terwujud kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sedangkan Bisyarah adalah kabar kembira.
Selanjutnya
adalah PROSES MENEMUKAN MISI HIDUP. Point yang penting untuk menemukan Misi
Hidup ada 5 yaitu:
1.Tazkiyatun Nafs. Bersihkan kotoran-kotoran jiwa yang menutupi.
2.Ambil waktu untuk mengenal diri. Juga
mengenal keluar besar, juga mengenal oasangan, kenapa dulu memilihnya menjadi
jodoh?
3. Mengamalkan nilai baik yang diyakini (Experiencing Value)
4.Peka dan hadapi ujian hidup (Suffering)
5.Fitrah mana yang menyala? Dipayung
Fitrah Keimanan, benih fitrah mana lagi yang menyala etika berhadapan dengan
ujian hidup ata saat melihat masalah umat?
Dari lima
point di atas kang Ulum juga memberikan contoh perjalanan hidupnya bersama teh
Febri (istri beliau) dalam membuat misi hidup suami dan istri menjadi misi keluarga. Tapi mohon maaf, jika
mau tahu lengkapnya silahkan ikut angkatan selanjutnya dari Kelas Intensif Keluarga ini ya. Sebuah previlage bagi kami menjadi angkatan
pertama soalnya. Hehehe.
Dan untuk
penutup yang juga menjadi alasan tulisannya ini lama diterbitkan adalah Misi
Keluarga kami (Wahyu dan Shahnaz) yaitu: Menjadi keluarga yang memberikan edukasi dan
menjadi fasilitator bagi keluarga dan anak muda terkait pengelolaan keuangan
berbasis syariah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar