Sabtu, 11 Maret 2023

Restart dan Start (KIK-Belajar Jadi Ayah dan Ibu Selaras FItrah-Part 4)

 Pada pertemuan ke tiga ini kami diajak untuk me-restart diri dan melakukan start yang baru. Kami tidak diminta untuk melakukan install aplikasi yang baru, karena ingat, sesuai pertemuan sebelumnya, manusia sudah memiliki install-an aplikasi yang paling canggih dan mumpuni. Itu adalah FITRAH.

Kita sudah mengetahui, pengertian restart diri adalah kembali pada FITRAH. Namun, bagaimana kah cara melakukan start yang baru? Utamanya, untuk melakukan start yang baik, kita wajib tahu akan finish dimana. Tanpa mengetahui finish line, tentu sehebat apapun kita melakukan start, ujungnya kita akan tersesat kembali.

Banyak pemuda serta orang tua muda yang belum bisa menjawab pertanyaan dibawa ini:

Aku ini apa?

Hidup untuk apa?

Berkeluarga untuk apa?

Apa benar menjadi Ayah?

Apa benar menjadi Ibu?

Kenyataannya, usia 30 sd 40 tahun adalah masanya seorang menjadi GELISAH, merasa HAMPA tak ada medan laga yang diperjuangan, jiwanya BERTERIAK menuntut kebermaknaan, fitrahnya MENJERIT meminta hak untuk menmukan tugas (Wahyu dan Shahnaz kebetulah sangat struggle dengan hal ini). L

Sesuai Fitrah Based Life yang disampaikan oleh Ustadz Hary Santosa Hasan, manifestasi atau pengejawantahan dari FITRAH adalah Misi Hidup. Misi hidup ini adalah rute yang akan menghantarkan kita kepada garis finish (Visi).

“Ah, kok misi dan visi hidup yang dibahas? Basih ah kayak motivator yang teriak-teriak diluaran dong?”

Nah, yang menarik dari materi ini adalah disampaikannya secara tersurat, bahwasanya kita manusia sudah tidak perlu membuat Visi  hidup setelah fase kehidupan di dunia ini.  Mari kita simak gambar ilustrasi yang disampaikan Kang Ulum dibawah ini:



Terlihat dua arah panah yaitu dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Gambar ini memiliki arti Maksud Allah atau Visi telah diberikan Allah kepada manusia dari atas (Langit), peran manusia adalah menerima serta menjalankan tugas dan misi manusia dari bawah (Bumi).

Sebelumnya sudah pernah disinggung terkait maksud Allah menciptakan manusia adalah mengabdi pada-Nya (QS Adz Dzariyat:56) dan kedudukan (Jabatan) manusia adalah wakil Allah untuk memakmurkan Bumi (QS Al Baqarah:30).

Manakalah Maksud Allah dan Misi Manusia ini bertemu, maka akan terjadi dan terjaga sesuatu yang disebut TASKIYATUN NAFS yang berarti proses membersihkan jiwa (nafs). Yang paling utama yang dibersihkan adalah Qalbu (hati). Qalbu adalah ruang (atau juga keadaan) yang paling penting di dalam nafs (jiwa) manusia.

Pertanyaan selanjutnya, apa kaitannya antara Tazkiyatun Nafs dengan Pendidikan Selaras FItrah?

Kaitannya adalah jika fitrah yang terkubur atau tertutupi khilaf dan salah, maka kotoran-kotorannya harus dibersihkan agar firah kembali tumbuh paripurna. Proses pembersihannya itulah yang disebut Tazkiyatun Nafs. Inti dari proses Tazkiyatun Nafs untuk menumbuhkan kembali fitrah dalam diri adalah dengan bertaubat.

Selain menumbuhkan kembali fitrah, proses Tazkiyatun Nafs juga akan membuat terang benderang jiwa untuk mendengar dan melihat tugas / misi  apa yang harus diemban selama hidup di dunia ini, demi menyambut maksud Allah daam menciptakan manusia.

Maka dipertemuan ketiga ini, Kang Ulum ini mengajak kami peserta untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri secara masing-masing. Ini merupakan fondasi sebelum masing-masing keluarga peserta diajak untuk menemukan misi hidup.

Kang Ulum menyampaikan bahwa proses muhasabah diri tentu biasanya lebih baik dilakukan saat sendiri atau  momen-momen tertentu. Sesi di dalam kelas belum maksmal karena durasi dan situasi sehingga diharapkan kami melanjutkan proses di rumah.

Eits, bukan berarti tulisan ini bersambung. Kita lanjutkan.

Sejatiya kita bisa mengambil contoh lansung terkait Misi Hidup dari sang suri tauladan bagina Rasulullah Muhammad SAW. Berikut beberapa point pentingnya:

Misi / Tugasnya turun dari langit, di usia 40 tahun.

Misi / tugas beliau adalah menjadi Nabi dan Rasul ; membacakan ayat Allah (Al Quran) dan beliau adalah Al Quran yang berjalan, hati beliau ialah media sampainya Kalamullah kepada umat manusia. Beliaulah peyempurna Risalah Islam (risalah para nabi terdahulu).

Manfaat Misi / Tugasnya itu untuk bumi (keidupan manusia)

“Dan tidaklah kami utus engkau kecuali untuk menjadi Rahmat bagi seluruh alam” QS AL ANbiya 107.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq (manusia)” HR Al Baihaqi.

Misi / Tugasnya selesai saat ajat tiba.

“… pada hari ini telah Aku sempurnakan diin-mu untukmu, dan telah aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai din-mu…” QS Al MAidah 3.

Ingatlah Misi itu Risalah dan Visi itu Bisyarah.

Risalah sesuatu yang diwahyukan oleh Allah , berupa prinsip hidup, moral, ibadah aqidah untuk mengatur kehiduan manusia agar terwujud kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan Bisyarah adalah kabar kembira.

Selanjutnya adalah PROSES MENEMUKAN MISI HIDUP. Point yang penting untuk menemukan Misi Hidup ada 5 yaitu:

1.Tazkiyatun Nafs. Bersihkan kotoran-kotoran jiwa yang menutupi.

2.Ambil waktu untuk mengenal diri. Juga mengenal keluar besar, juga mengenal oasangan, kenapa dulu memilihnya menjadi jodoh?

3. Mengamalkan nilai baik yang diyakini (Experiencing Value)

4.Peka dan hadapi ujian hidup (Suffering)

5.Fitrah mana yang menyala? Dipayung Fitrah Keimanan, benih fitrah mana lagi yang menyala etika berhadapan dengan ujian hidup ata saat melihat masalah umat?

Dari lima point di atas kang Ulum juga memberikan contoh perjalanan hidupnya bersama teh Febri (istri beliau) dalam membuat misi hidup suami dan istri menjadi misi keluarga. Tapi mohon maaf, jika mau tahu lengkapnya silahkan ikut angkatan selanjutnya dari Kelas Intensif Keluarga ini ya. Sebuah previlage bagi kami menjadi angkatan pertama soalnya. Hehehe.

Dan untuk penutup yang juga menjadi alasan tulisannya ini lama diterbitkan adalah Misi Keluarga kami (Wahyu dan Shahnaz) yaitu: Menjadi keluarga yang memberikan edukasi dan menjadi fasilitator bagi keluarga dan anak muda terkait pengelolaan keuangan berbasis syariah.

Bersambung….
Wahyu dan Shahnaz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar