Sabtu, 11 Maret 2023

Peran Ayah dan Ibu Selaras Fitrah dan Pendidikan Aqil Baligh (KIK-Belajar Jadi Ayah dan Ibu Selaras FItrah-Part 5)


“Eh, kok tumben sih judul tulisan sesuai dengan judul kelas?”


Mohon maaf nih, tapi sesi ini memang banyak teorinya alias memasuki kelas berat.

Tapi sebelum serius kuadrat, ada kalimat dari para Ulama yaitu “Sejatinya Istiqomah bisa lebih hebat dari 1000 Karomah”. Isiqomah sesuai FITRAH yang telah diberikan akan cukup untuk membuat hidup berjalan sampai finish line, dibandingkn orang yang punya banyak kelebihan (Karomah) namun tidak istiqomah. Eaaaaa. Semoga kami para peserta berusaha istiqomah sampai pertemuan ke tujuh nanti, semoga tidak ada halangan syar’i yang membuat langkah kaki kami terhenti. Amiiiiin.

Kelas dimulai dengan membuka pandangan kami tentang REMAJA. Jebeeeeeeer. Begitu diminta untuk menyampaikan pandangan kami tentang remaja, maka yang muncul adalah preferensi negative. Mulai dari darah panas, emosian, narkoba, sex bebas dan sebagainya. Inilah FENOMENA REMAJA.

Stereotipe yang muncul ini diteliti oleh para ahli dan muncul beberapa remaja meurut para ahli, diantaranya:

“Kondisi budayalah yang membuat itu terjadi”-Margatet Mead

“Remaja lahir karena Pendiikan yang cengeng”-Prof Sarlito

“Remaja itu baru muncul di akhir abad 19, di masa itu Revolusi Industri terjadi”- Ust Adriano Rusfi, Pskolog. Ini disaat para Ayah menjadi pekerja pabrik dimasa industry.

Ada juga Remaja dalam Diskusi Ilmiah:

1.Remaja (Adolensence), baru sekedar Teori

Dulu, teorinya remaja itu dari 12 sd 21 tahun. Sekarang berubah dari 9 sd 24 tahun, bahkan sampai 27 tahun. Teori ini masih sekedar teori, belum menjadi hokum, artinya definisi baku dari remaja terkait kisaran usia belumlah ada. Dalam sains, prosesnya Teori menjadi Teorema menjadi Aksioma baru menjadi Hukum. Artinya pengetian umur ini masih jauh untuk menjadi sebuah hukum baku.

2.Remaja itu bukan ADA tapi TERJADI

Bila merujuk pada semua teori perkembangan usia manusia dalam psikologi (Kognitif, Psychisexual, Moral), fase remaja itu tidak ada. Is not Being but Becoming!

3.Label Remaja mendapatkan Pembenaran (bukan kebenaran)

Fenomena Remaja terjadi secara massif dan global, kecuali di masyarakat terasing dan terkebelakang. Contoh sederhana, di pedalaman Baduy mereka hanya melewati fase anak-anak (masih bergantung pada orang tua) dan langsung menjadi pemuda /dewasa (mandiri secara kehidupan, mampu bekerja dan mempertahankan kehidupannya). Sayangnya label remaja masih mendapatkan pembenaran secara ilmiah, sosial bahkan keagamaan. Seakan membuat kebenaran baru.

4.Tidak ada Pendidikan khusus usia Remaja

Sebanyak 62% pelajaran SMA adalah mengulang pelajaran SMP. Kepribadan remaja itu rapuh, mudah dipengaruhi. Remaja punya banyak tenaga dan masalah, tapi tak punya penyaluran dan solusi, larinya ke tawuran, narkoba, seks bebas (LGBT).

5.Remaja dipaksakan agar menjadi Hot Market

Fenomena Remaja itu tidak universal (base in Psikologi Lintas-Budaya). Hanya ada di Negara / budaya tertentu, tapi “dipaksakan” berlaku di semua Negara / budaya. Secara bisnis, fenomena remaja itu menguntungkan (hot market). Remaja menjadi segmen pasar sendiri dalam berbagai jenis industry.

Kemudian bagaimana teori Pendidikan Selaras Fitrah menghantarkan anak menjadi Remaja? Tentu tidak ada.

Pendidikan Selaras Firah adalah bentuk ikhtiar bersama untuk menghantarkan anak menjadi Pemuda (bukan remaja).

Dalam Fiqih Islam, usia 15 tahun-lah batas akhir disebut anak-anak, setelah itu disebut Pemuda Aqil-Baligh (ia sama Mukallaf/orang yang menanggung beban seperti orang tuannya). Iya mulai berkiprah, punya Peran di Peradabannya. Ia mulai punya “Buku Amal”nya sendiri. Ia punya “Rekening” Rezekinya sendiri. Hidup di rumah orangtua, statusnya menumpang. Orang tua tidak wajib menafkafi (untuk laki2), jika orang tua memberi maka statusnya sama dengan memberi (sedeqah) pada faqir miskin.

Berikut simulasi prkembangan anak sesuai Fitrah Perkembangan:

Beberapa point yang perlu digaris bawahi adalah Pendidikan seyogya-nya untuk mempersiapkan diri anak untuk menerima beban, BUKAN memberikan beban. Anak <7 tahun sebaiknya diajarkan aqidah sekalipun absrak, percayalah jika sudah besar justru akan sulit diajarkan abstrak. Contoh sederhana adalah bagaimana memberikan gambaran yang baik tentang surga, semisal adanya sungai susu yang mengalir di dalamnya, anak yang masih kecil tentu akan bersemangat mendengar hal itu, namun belum tentu reson baik muncul jika anak sudah lebih dewasa. Mungkin akan berontak mengatakan “mana ada sungai dialiri susu?”.

Untuk memaksimalkan Pertumbuhan anak yang selaras FITRAH agar anak tumbuh menjadi aqil baligh, tentu kita harus tahu dulu dimana peran Ayah dan Ibu. Berikut tabel pemaparan yng disampaikan kang Ulum berdasarkan FITRAH BASED EDUCATION:

Jenias Fitrah

Peran Ayah

Peran Ibu

Fitrah Keimanan

Ayah Pendidik Aqidah dan Keimanan. Ayah menggali Misi Keluarga, menempuhnya, menunjukannya, menarasikannya/

Ibu pendidik Akhlaq. Ibu mendukun Misi Keluarga dengan cinta. Ibu menjabarkan Misi Keluarga menjadi aktivitas harian.

Fitrah Belajar

Aah penanggung jawab pendidikan keluarga. Ayah pendidik system berpikir.

Ibu adalah tempat belajar madrasah). Ibu pelaksana teknis pendidikan keluarga.

Fitrah Bakatnya

Ayah pendidik keandirian, pembangunan jiwa Entrepreneurship juga profesionalitas.

Ibu penumbuh semsta Dzikir. Ibu mengingat benih bakal anak untuk peran peradaban anak kelak.

Fitrah Seksulitasnya

Ayah menguatkan fitrah lelaki kepada anak lelakinya. Ialah cinta pertama anak perempuannya, idola pertama anak lelakinya.

Ibu menguatkan firah perempuan pada anak perempuannya, iaalah cinta pertama dan milik berharga anak laki-lakinya.

Fitrah Estetika dan Bahasa

Ayah Sang Narator Peradaban

 Ibu perawat turur budi bahasa

Fitrah Individualitas da Sosialitas

Ayah pendidik ego dan individualitas

Ibu penguat ego berbasis pengorbanan

Fitrah Jasmani

Ayah Sang Raja Tega. Pendidik dari alam dan di alam.

Ibu pembasuh luka, penjaga nutrisi dan makanan.

 

Bah, makin banyak teorinya kan.

Bersambung dulu ya….

Wahyu dan Shahnaz


sumber gambar: https://www.istockphoto.com/id/vektor/kartun-remaja-siswa-dengan-buku-dan-ransel-gm1084208618-290899215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar