Minggu, 19 Maret 2023

Arigatou (KIK-Belajar Jadi Ayah dan Ibu Selaras FItrah-Part Final)

Tujuh pertemuan telah berlalu. Kayaknya baru kemarin deh pertemuan pertama selesai dan berpikir perjalanan masih panjang.

Tadi saat pertemuan terakhir ini qadarullah kami ternyata malah menjadi peserta terakhir pulang (factor nunggu abang grab), pertama kali sejak awal pertemuan. Suasana Daarul Muthmainah tiba-tiba terasa sepih. Ah, mellow-nya tiba-tiba nambah mana kalah ada Ibu-Ibu yang pamitan ke adik-adik santri, kayaknya yang ikut program terpisah.

Fitrah Estetika & Bahasa, Fitrah Individualitas & Sosialitas dan Fitra Jasani (KIK-Belajar Jadi Ayah dan Ibu Selaras FItrah-Part 8)

 

WOW. Pertemuan terakhir. 3 fitrah terakhir.Hmmmm.  Kok jadi mellow sih.

Mungkin habis tulisan ini kami buat tulisan penutup deh, biar seimbang karena ada tulisan pertama yang memang belum masuk materi.

 

Sejujurnya kami awalnya menganggap 3 fitrah terakhir ini gak terlalu keren. Kalau fitrah-fitrah sebelumnya kan keliatan keren sekaligus membumi. Nah yang ini ada yang keren tapi tidak membumi, serta ada yang membumi tapi tidak keren. Grrrrrrr.

 

Sabtu, 18 Maret 2023

Fitrah Bakat dan Fitrah Seksualitas (KIK-Belajar Jadi Ayah dan Ibu Selaras FItrah-Part 7)

Pertemuan ke 6 ini kami diajak utk mengenal lebih jauh terkait fitrah bakat dan seksualitas. Dua bakat ini bagi kami pribadi memiliki pengertian yang bersebrangan. Pertama, fitrah bakat yang bagi mayoritas orang tua sudah tidak asing. Terkait orang tua yang memiliki kewajiban untuk memaksimalkan bakat serta doktrin bahwa orang tua biasanya akan mengarahkan bakat ke hal-hal yang scientist. Kedua, fitrah seksualitas yang mayoritas orang tua masih menganggap hal tabuh untuk mengajarkan hal ini kepada anak-anak sendiri. 


Pada sesi ini insight yang kami dapatkan terkait fitrah bakat adalah orang tua sedini mungkin wajib menjadi pengamat atas perilaku anak yang kemudian harus dicatat / ingat karena bisa jadi itu merupakan bakat yang menyala sejak dini yang jika didalami dikemudian hari akan membawa kebaikan-kebaikan berkali-kali lipat dibandingkan hanya mengandalkan doktrin anak berbakat hanya jika hebat dalam scientist. 

Fitrah Ke-Iman-an dan Fitrah Belajar (KIK-Belajar Jadi Ayah dan Ibu Selaras FItrah-Part 6)

 

Semakin ke sini apa yang disampaikan Kang Ulum semakin teknis untuk pengasuhan anak agar tumbuh sesuai fitrah-nya. Iman disatukan dengan fitrah belajar, tentu bagi kami ssih menarik. Yang kami tangkap adalah Iman itu memang akan seiring dengan proses belajar sendiri. Ada yang semakin belajar banyak menjadi tidak beriman dan ada yang sebaliknya. Semakin dia belajar Iman-nya akan tumbuh. Semoga kita semua menjadi yang terakhir.

Secara sederhana, perkembangan anak telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dimana dibagi menjadi 0-2 tahun, 3-6 tahun, 7-10 tahun dan 11 sd 14 tahun.

Konsep umumnya saat anak berumur 0-10 tahun akan bersyukur namun saat lebih dari 10 tahun orang tua harus bersabar. Dan juga perlu diingat, ujian bagi orang tua bukan cuma angin kencang, namun juga angin sepoi-sepoi. Ini membuat ilmu terkait teknis akan sangat membantu peran Ayah dan Ibu untuk menjaga anak sesuai fitrah.

Kami simpulkan ikhtisar materi sebagai berikut:

Sabtu, 11 Maret 2023

Peran Ayah dan Ibu Selaras Fitrah dan Pendidikan Aqil Baligh (KIK-Belajar Jadi Ayah dan Ibu Selaras FItrah-Part 5)


“Eh, kok tumben sih judul tulisan sesuai dengan judul kelas?”


Mohon maaf nih, tapi sesi ini memang banyak teorinya alias memasuki kelas berat.

Tapi sebelum serius kuadrat, ada kalimat dari para Ulama yaitu “Sejatinya Istiqomah bisa lebih hebat dari 1000 Karomah”. Isiqomah sesuai FITRAH yang telah diberikan akan cukup untuk membuat hidup berjalan sampai finish line, dibandingkn orang yang punya banyak kelebihan (Karomah) namun tidak istiqomah. Eaaaaa. Semoga kami para peserta berusaha istiqomah sampai pertemuan ke tujuh nanti, semoga tidak ada halangan syar’i yang membuat langkah kaki kami terhenti. Amiiiiin.

Kelas dimulai dengan membuka pandangan kami tentang REMAJA. Jebeeeeeeer. Begitu diminta untuk menyampaikan pandangan kami tentang remaja, maka yang muncul adalah preferensi negative. Mulai dari darah panas, emosian, narkoba, sex bebas dan sebagainya. Inilah FENOMENA REMAJA.