Selasa, 03 Desember 2019

Welcome to Karimun Jawa (Travelling and Teaching 20 Karimun Jawa – bagian Empat)


Baca dulu bagian tiga-nya kalau belum, klik disini

Bis carteran membawa kami ke Kabupaten Jepara, lama perjalanan kalau tidak salah berkisar 2 sd 3 jam dari Semarang. Jepara sendiri merupakan daerah yang legendaris. Bukan main-main, inilah kota yang menjadi tempat kelahiran Ibu kita Kartini. Pahlawan nasional yang identik dengan selogan “habis gelap terbitlah terang”. Sekedar info sebenarnya itu bukan selogan tetapi merupakan judul buku milik beliau.

Kepulauan Karimun Jawa memang terletak di wilayah administrasi Kabuaten Jepara, sehingga pelabuhan utama untuk ke Karimun Jawa terletak di sini juga. Pelabuhan Kartini Jepara namanya. Kami tiba sekitar pukul tiga dini hari.

suasana dini hari di pelabuhan kartini Jepara

Senin, 05 Agustus 2019

Reinforcement Time (Travelling and Teaching 20 Karimun Jawa – bagian Tiga)


Baca dulubagian duanya kalau belum, klik disini

Di Lekker Paimo awalnya kami bertemu dengan Haphap (nama panggilan sebenarnya). Teman lama Intan waktu mengikuti TNT Semarang. Ada juga Milo (nama panggilan sebenarnya) yang ngatur janji bareng Intan tapi datangnya setelah kejadian lucu berikut.

Alkisah kami bertiga (Intan, Uut dan Kim Sun Ho/penulis ini) makan tanpa memperdulikan sekitar, terlalu asik sama Lekker beraneka rasa Paimo kali ya. Haphap datang dan awalnya menyapa wanita yang duduk di ujung kursi lainnya, tidak lama dia langsung menyapa kami. Disitulah aku mengenalnya.

Minggu, 14 Juli 2019

Transit di Semarang ± 8 Jam (Travelling and Teaching 20 Karimun Jawa – bagian Dua)



Aku, Esmeralda dan Larissa berangkat menggunakan Kereta Api yang diberi nama Ciremai. Aku mengartikan Ciremai dengan Cinta Bersemi Dengan Damai. Wadidaw.

 Kami bertiga (Wahyu, Intan dan Uut) memulai perjalanan dari Kota Cinta (Bandung) pukul 6.15 pagi. Untungnya kami semua cutinya di-approved, berhubung keberangkatannya hari kamis soalnya.

Sebenarnya meeting point kami langsung di Pelabuhan Jepara hari Jumat 5 Juli pukul 5 pagi. Berhubung di antara kami bertiga tidak ada yang mengenal lokasi Jepara, makanya kami memutuskan untuk datang lebih awal dan ikut sebagian rombongan dari Semarang.

KA.Ciremai membawa kami tiba di kota dengan icon Lumpia dan Bandeng sekitar pukul 2 siang. Sedangkan janji ikut rombongan Semarang adalah jam 10 Malam. Yash, masih ada waktu sekitar 8 jam untuk mencari serpihan hati disini.

Semarang, Aku Kembali (Travelling and Teaching 20 Karimun Jawa – bagian Satu)

Niat awalnya aku ingin menulis saat sedang melakukan perjalanan. Ya kayak di film-film sok romansa itu loh. Jalan pagi, malamnya langsung nulis. Tapi moon maaf ya, aku belum bisa Ferguso. 

Sejujurnya, merangkai kata saat melakukan perjalanan itu susah-susah gampang, alias banyak susahnya dari pada gampangnya. Tetapi, sebagai manusia pendosa, aku harus mencari pembenaran. Pembenaranku kali ini karena aku terlalu menikmati perjalanan aku bareng dia. Ahsiaaap. Dia siapa? Canda.

Kamis, 4 Juli 2019 adalah awal perjalanan aku, dia dan dia. Lah, kok jadi 3? Sorry to say but, memang dalam perjalanan kali ini, aku ditemani dua wanita karir hebat dari Meksiko. Sebut saja dia Esmeralda dan Larissa.

Maaf, saya terlalu terbawa suasana. Perjalanan ini dari Bandung, bukan dari Meksiko. Kami dari Bandung, kota dengan sejuta cinta. Dua wanita beruntung itu adalah Intan dan Uut, mereka berdua kebetulannya berprofesi sama yaitu dokter gigi.

Minggu, 23 Juni 2019

Kemerdekaan (MDP Maybank)

Buka Bersama sebagian SME Team Jawa Barat Maybank 2019


Akhirnya, selesai sudah sebuah bagian kehidupan dalam dua tahun terakhir.

Inilah pencapaian sederhana dalam karir perkejaan full time pertama saya.

Titak terasa sudah dua tahun mengabdi sebagai Relationship Officer (Account Officer) Maybank.

Sedari awal status saya setelah beres ujian komprehensif MDP Maybank adalah sebagai karyawan tetap PT Bank Maybank Indonesia (Maybank Goup). Karyawan tetap dengan status diikat selama dua tahun (bukan sebuah ikatan perkawinan).

Minggu, 06 Januari 2019

Satuan Waktu --- Happy New Year


Hasil gambar untuk perayaan tahun baru di indonesia

Kita berjalan setiap hari dengan satuan waktu universal. Tidak ada yang memiliki satu satuan waktu istimewa saat ini. Satuan detik, menit dan jam tidak pernah mengingkari ke-universar-lannya.

Lucunya, kita sering beranggapan bahwa semua berputar pada sebuah lingkaran yang tidak berujung. Kita beranggapan waktu akan berulang. Jam 8 pada pagi ini akan kita temui pada besok hari, lusa dan seterusnya. Kita beranggapan bahwa hari senin pada minggu ini akan sama dengan hari senin pada minggu depan. Kita beranggapan bulan Januari akan kita temui kembali pada tahun-tahun selanjutnya.