Jumat, 15 Juli 2016

Logika Penting Dalam Belajar

Logika Penting Dalam Belajar

sumber gambar: www.utakatikotak.com

Sejak selasa kemarin, kami (peserta MDP Maybank) diberikan kesempatan belajar Basic Financial Accounting. Bagi sebagian yang berlatar belakang akuntansi kemungkinan akan menganggap hal ini sederhana dan tidak menjadi penantang berat. Sekedar informasi, dari 15 orang peserta, yang berlatar akuntansi ada empat orang. Jika dihitung siapa saja yang pernah mendapatkan materi akuntasi sebelumnya (mata kuliah akuntansi walaupun jurusan lain) maka berkisar setengah dari jumlah peserta pernah mempelajarinya. Namun, kenyataannya kami sendiri yang sudah belajar akuntansi mengalami kesulitan.

Tidak memalukan rasanya dikatakan yang jurusan akuntansi saja kesulitan. Pasalnya, sang pengajar tidak memberikan doktrin debet dan kredit (istilah akuntansi). Beliau sama sekali tidak menggunakan pendekatan ilmu doktrin akuntansi yang digunakan kebanyakan pengajar.


Jika pengajar lain langsung memberikan materi langsung dengan teori akuntansi, maka beliau memberikan pendekatan logika terlebih dahulu. Analogi/ contohnya seperti ini:
1.       Pertama. Ibarat membangun rumah, maka ada mandor yang langsung menyediakan bata, pasir, semen, kayu dan lainnya. Sang mandor hanya menunjukan bagaimana cara membuat rumah dari bahan-bahan tadi tanpa menjelaskan kenapa sampau ada bahan-bahan tersebut untuk pembuatan rumah.
2.       Kedua. Ada mandor yang mengajarkan bagaimana atau dari mana bata, pasir, semen, kayu dan lainya itu ada. Barulah diajari cara membuat rumah.

Hal yang demikian itu juga terjadi bagi kami. Doktrin yang ada di kampus dipaksa untuk dibuang. Saya pribadi mencoba mengikuti alur penerapan logika yang ada (tanpa istilah debit dan kredit sedikit pun). Kesulitan. Namun, menyenangkan.

Yang menarik adalah teman-teman yang berlatar ilmu lain ternyata malah menikmati proses belajar yang ada. Dasar keilmuan kimia ataupun matematika malah terlihat asik-asik saja dalam proses belajarnya.

Ini tentu menjadi bahan pelajaran bagi kita yang bercita-cita menjadi pengajar, jangan sampai kita memberikan doktrin kosong tanpa pemahaman: kenapa doktrin itu sampai ada?

Jika belajar, pahami konsepnya. Dahulukan yang rangka sebelum atapnya terpasang.
www.wahyurepi.com


***Tulisan selanjutnya tentang proses belajar akuntansi dengan pendekatan logika dengan izin Tuhan akan saya post pada besok hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar