Rabu, 08 Juli 2015

Terdepan Dari Terkebelakang (2)

Terdepan Dari Terkebelakang (2)



Dari kisah teman saya itu (baca: terdepan dari keterbelakang) bisa diambil kesimpulan bahwa sebenarnya tak masalah kita hidup di lingkungan dengan persaingan  rendah, asalkan kita mau dan mampu menatap dunia di luar sana yang memiliki persaingan super ketat.

Dunia saat ini sudah bagaikan kertas yang dilipat-lipat. Hampir tak ada sekat lagi antara dunia bagian utara dan bagian selatan, antara budaya barat dan timur.


Tulisan ini tidak menghimbau kita meninggalkan rekan-rekan yang tak mau maju dan tumbuh. Namun kita jangan menjadikan mereka sebagai saingan dalam kehidupan, cukup jadikan mereka sebagai teman-teman dalam interaksi sosial kita setiap hari. Lalu bagaimana kita menemukan pesaing untuk kita lawan?

Kembali pada dunia  yang telah terlipat, kita bisa menemukan saingan yang berada di kota lain, Negara lain, atau dari zaman berbeda. Carilah tokoh-tokoh yang memiliki prestasi diatas kita agar kita terus bertumbuh untuk melampauinya.

Saya pribadi sering mencari tokoh-tokoh anak muda yang seumuran saya dengan prestasi yang luar biasa. Memang banyak diantara mereka yang tak saya temui secara langsung namun lewat internet dan sosial media saya mengenal mereka. Saya sering mencari anak muda yang berhasil mendapatkan penghargaan ditingkat nasional, regional atau dunia. Kita bisa mencari tulisan hingg video tentang mereka.


Apakah dengan begitu kita pasti bisa mengejar mereka? Tentu tidak. Tapi dengan berusaha menganggap mereka saingan sekaligus guru kita, maka secara otomatis kita akan menjadi juara di tingkat lokal/daerah tanpa perlu bersaingan dengan teman-teman kita di daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar