Terdepan Dari Terkebelakang (2)
Dari kisah teman saya itu (baca: terdepan dari keterbelakang) bisa
diambil kesimpulan bahwa sebenarnya tak masalah kita hidup di lingkungan dengan
persaingan rendah, asalkan kita mau dan
mampu menatap dunia di luar sana yang memiliki persaingan super ketat.
Dunia saat ini sudah bagaikan kertas
yang dilipat-lipat. Hampir tak ada sekat lagi antara dunia bagian utara dan
bagian selatan, antara budaya barat dan timur.
Tulisan ini tidak menghimbau kita
meninggalkan rekan-rekan yang tak mau maju dan tumbuh. Namun kita jangan
menjadikan mereka sebagai saingan dalam kehidupan, cukup jadikan mereka sebagai
teman-teman dalam interaksi sosial kita setiap hari. Lalu bagaimana kita
menemukan pesaing untuk kita lawan?
Kembali pada dunia yang telah terlipat, kita bisa menemukan
saingan yang berada di kota lain, Negara lain, atau dari zaman berbeda. Carilah
tokoh-tokoh yang memiliki prestasi diatas kita agar kita terus bertumbuh untuk
melampauinya.
Saya pribadi sering mencari
tokoh-tokoh anak muda yang seumuran saya dengan prestasi yang luar biasa. Memang
banyak diantara mereka yang tak saya temui secara langsung namun lewat internet
dan sosial media saya mengenal mereka. Saya sering mencari anak muda yang
berhasil mendapatkan penghargaan ditingkat nasional, regional atau dunia. Kita bisa
mencari tulisan hingg video tentang mereka.
Apakah dengan begitu kita pasti
bisa mengejar mereka? Tentu tidak. Tapi dengan berusaha menganggap mereka
saingan sekaligus guru kita, maka secara otomatis kita akan menjadi juara di
tingkat lokal/daerah tanpa perlu bersaingan dengan teman-teman kita di daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar