Pada pertemuan pertama kami diajak berpikir gaya Eropa dan kemudian disandingkan dengan gaya Timur Tengah (read: Islam). Dari sini kami tersadar bahwa sebenarnya setiap manusia di muka bumi ini telah diciptakan dengan maksud dan tujuan. Manusia sudah memiliki suatu bawaan identitas jauh sebelum dilahirkan, ini dikenal sebagai fitrah manusia. Pertemuan kedua ini kang Ulum memperdalam konsep fitrah ini.
Di awali
dengan pengertian dari Imam Al Ghazali dalam kitab Mizanul Amal menyampaikan
bahwa “fitrah adalah suatu sifat dasar
manusia yang dibekali sejak lahir dengan memiliki keistimewaan-keistimewaan”.
Keistimewaan-keistimewaan yang dimaksud adalah
·
Beriman
kepada Allah
·
Dorongan
ingin tahu untuk mencari hakikat kebenaran
·
Dorongan
biologis berupa tabiat , syahwat
·
Kekuatan-kekuatan
lain dan sifat-sifat dasar manusia yang dapat dikembangkan dan disempurnakan
Dikelas KIK
(Kelas Intensif Keluarga) ini kami juga dikenalkan dengan gerakan “Fitrah World
Movement” yang menjadi rujukan sebagian teori dari Sekolah Rumah Tangga. Hasil
googling saya sih FITRAH ini punya singkatan yaitu:
·
Faith and Fight (Taufid wa Dakwah)·
Intellectual and Right Action (Ilmu wa Adab)
·
Talent and Uniqueness (Syaqila wa Sabila)
·
Regeneration and Family Education (Dzuriyatan
Thoyyibah wa Tarbiyah)
·
Arts, Aesthetics and Happiness (Tsaqofah wa
Sa’adah)
·
Health, Environtment and Ecology
Tapi
tenang, dikelas KIK kami tidak sepenuhnya belajar hal yang luas ini, tim
Sekolah Rumah Tangga sudah mendesain struktur khusus untuk membangun Orang Tua
dengan landasan Fitrah. Kalau dibahas semua kayaknya gak akan beres 7 pertemuan
deh.
Nah,
berlandaskan teori awal tadi maka FITRAH ini diklasifikasi, dengan table
sebagai berikut:
Beriman kepada Allah |
è |
Fitrah Ke-Iman-an |
Fitrah Perkembangan |
Dorongan ingin tahu
untuk mencari hakikat kebenaran |
è |
Fitrah Belajar |
|
Dorongan biologis
berupa tabiat, syahwat |
è |
Fitrah Bakat Fitrah Seksualitas |
|
Kekuatan-kekuatan
lain dan sifat-sifat dasar manusia yang dapat dikembangankan dan disempurnakan |
è |
Fitra Estetika dan
Bahasa Fitrah
Individualitas dan Sosialitas Fitrah Jasmani |
Fitrah
perkembangan mendapatkan tempat khusus yang menjadi landasan atas fitrah yang
lain. Mungkin sebagai dari kita akan bertanya. “Kenapa Fitrah Iman tidak
diletatakan sebagai dasar? Bukankah iman menjadi yang paling awal?”
Eits sabar
dulu. Fitrah diklasifikasikan bukan untuk saling bermusuhan seperti Tom
dan Jerry. Fitrah yang dimaksud merupakan fitrah sebagai kesatuan. Dia
hadir dan melekat satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan.
Fitrah
perkembangan diletakan sebagai dasar dikarenakan untuk mengeksplorasi fitrah
yang lain, kita harus melakukannya sesuai tahapan. Semisal mengajak anak
mengenal Sang Esa, tidak mungkin kita meminta syahadat langsung diumur 1 tahun.
Tentu kita harus mengembangkan Iman sesuai fase-nya.
Secara
bahasa formalnya Fitrah Perkembangan adalah sunnatullah tahapan usia tumbuh
kembang manusia. Dan adab seorang pendidik (terutama orang tua) adalah
memperhatikan fase usia dari mereka yang dididiknya.
Beberapa
landasan terkait Fitrah Pertumbuhan ini adalah:
QS Al Baqrah 233 “Para Ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu bagi
yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban Ayah memberi makan dan
pakaian kepada para Ibu dengan cara ma’ruf”.
HR Daud. Dari Amr Bin Syu’aib dari ayahnya dari
kakeknya berkata, “Rasulullah SAW bersabda: Perintahkan anak –anakmu melakukan
sholat sedangkan mereka berusia 7 tahun,
dan pukullah mereka karena tinggal sholat sedangkan mereka berusia 10 tahun, dan pisahkan antara mereka di
tempat tidurnya.”
HR Bukhari. Ibnu Umar RA berkata, “saya berusia 14 tahun, dan Rasulullah tidak
mengizinkan saya untuk ikut perang (Uhub). Menjelang perang Khandaq, ketika
saya berumur 15 tahun, Rasulullah mengizinkan saya untuk berperang.”
Maka secara
umum kita bisa melihat pada fitrah perkembangan anak (Islamic View) bisa dibagi kedalam beberapa fase yaitu 0 sd 2 tahun,
3 sd 6 tahun, 7 sd 10 tahun dan 11 sd 14 tahun.
Pada sesi
yang kedua ini Kang Ulum kemudian menyampaikan definisi-definisi atas fitrah
tadi yaitu:
Fitra ke-Iman-an adalah setiap anak lahir dalam keadaan telah
ter-install bibit keimanannya yakni ia pernah bersaksi bahwa Allah adalah Rabb.
Tidak ada anak yang tidak cinta kepada Allah dan kebenaran, kecuali fitrahnya disimpangkan
dan dikubur. Buah dari fitrah ini adalah Adab keada Allah.
Fitrah Belajar adalah setiap anak sejatinya merupakan
pembelajar yang tangguh dan hebat. Tidak ada anak yang tidak suka belajar
kecuali fitrahnya telah terkubur atau disimpangkan. Dari kecil anak-anak akan
cendrung banyak bertanya dan ingin mengetahui seluruh yang ada disekitar. Buah
dari fitrah ini adalah Adab kepada alam, ilmu dan Ulama.
Fitrah Bakat maksudnya adalah setiap anak memilkki sifat
atau potensi unit produktif yang merupakan panggilan hidupnya dan akan membawa
kepada peran spesifik pada peradaban manusia. Buah dari fitrah ini adalah Adab
kepada dinamika kehiduan manusia.
Fitrah Seksualitas adalah setiap anak terlahir dengan jenis kelamin
laki laki dan perempuan, untuk berketurunan. Bagi anak laki-laki, ia akan
berkembang menuju peran ke-Ayah-an. Bagi perempuan, ia akan berkembang menuju
peran ke-Bunda-an. Buah dari fitrah ini adalah Adab kepada keluarga, kepada pasangan
dan kepda keturunan.
Fitrah Estetika dan Bahasa ialah setiap anak menyukai
keindahan dan diberi kemampuan berbahasa sebagai alat ekspresi keindahan. Buah
dari fitrah ini adalah Adab terhadap peradaban manusia dan keindahan
keteraturan alam (berupa ekspresi dan apresiasi).
Fitrah Individualitas dan Sosialitas adalah setiap anak dilahirkan
sebagai individu, sekaligus mahluk sosial. Buah dari fitrah ini adalah Adab
terhadap umat (masyarakat).
Fitrah Jasmani maksudya setiap anak lahir dengan membawa
fisik, Fisik itu menyukai kesehatan dan gerakan yang aktif. Sederhananya
anak-anak biasanya diawal pertumbuhan akan suka lari-larian namun seiring
dengan diberikan gadget maka fitrah ini terkubur karena anak akan diam dan
pasif melihat layar gadget. Buah dari fitrah ini adalah Adab terhadap diri
sendiri.
Well,setelah dipertemuan pertama pemikiran awam
tentang anak dan perkembangan manusia kami dihajar, dipertemuan ke dua ini kami
mulai dimasukan konsep berpikir baru. Baru bagi kami saja, karena konsep ini
sebenarnya mulai diturunkan sejak tahun 610 M.
Bersambung…
Wahyu dan
Shahnaz.
Sumber gambar:
http://piuii17.blogspot.com/2018/09/kajian-filosofis-tentang-fitrah-manusia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar