Sebelum mulai saya ingin menyampaikan bahwa semua yang diceritakan
(ditulis) bukanlah rahasia perusahaan. Ini hanya pelajaran yang saya ambil dari
pribadi-pribadi luar biasa di kantor saya. Mereka otomatis menjadi guru
kehidupan saya, dan (mungkin) guru kehidupan orang-orang yang membaca artikel
ini.
Ada dua kisah yang akan saya ceritakan.
Pertama, saya ingin bercerita seorang rekan kerja yang
berbekal ijazah SMA berhasil menjadi staf admin di tempat saya. Memang beliau
masih tercatat sebagai pegawai tidak tetap kami (outsourcing). Tapi kenyataan
bahwa beliau trampil dan kompeten tidak bisa dipungkiri.
Mengawali karir
sebagai OB (office boy), dia berhasil
melawan arus menjadi staf admin kami.
Saya sendiri dengan ijazah S1 rasanya akan kesulitan untuk
bisa mengerjakan pekerjaannya. Multi
tasking dan dituntut kerja cepat. Tapi jangan salah, walau saat ini
berbekal ijazah SMA dan mengawali karir dari OB, beliau adalah mantan mahasiswa
yang tidak sempat memindahkan toga S1-nya.
Beberapa kali bercerita masalah personal ini, beliau sering
mengingatkan betapa pentingnya pendidikan. “Jika saja dulu saya memaksakan
untuk bertahan melanjutan studi S1-nya, pasti karir yang akan didapat lebih
dari ini”, seperti itulah yang disampaikan pria dengan tinggi sekitar 170-an cm
ini. Dia mengingatkan, saat ini dengan ijazah S1 saja sudah susah bersaing,
apalagi tanpa ijazah. Menurutnya untuk menjadi pegawai tetap perusahaan tetap
mensyaratkan untuk memiliki ijazah S-1, hal yang sulit dipenuhi beliau saat
ini.
Kisah kedua adalah tentang seorang petugas keamanan (satpam)
yang ternyata adalah seorang Sarjana. Beliau bukan pemuda yang baru selesai
menyelesaikan studi S1 dan kemudian mengambil profesi sebagai seorang satpam
loh. Tapi beliau adalah seorang satpam sekaligus bapak dua anak yang mengambil
gelar sarjana.
Jurusan yang diambil adalah Manajemen Informatika, beliau
menyelesaikan studi dalam empat tahun. Empat tahun malam beliau dijalani
bersama buku dan dosen. Kenapa tidak siang sih? Ya beliau kerja kaliiii. Heheheh.
Yang luar biasa lagi IPK beliau adalah 3,8. Upppssss. Petugas keamanan,
bapak-bapak, umur udah mau kepala empat bisa dapat IPK 3,8 loh. Kampusnya di
PIKSI Ganesha Bandung lagi. Bukan kampus abal-abal yang bisa langsung wisuda.
Istri beliau sangat mendukung proses studi. “Biar nanti bisa
dapat pekerjaan sekelas S1 mas kata istri”, ujar bapak ini.
Dua kisah inspirasi di atas bukanlah kisah dongeng,
melainkan kisah nyata yang saya dapat dari pelakunya. Lihatlah betapa banyak
orang diluar yang merasa pentingnya pendidikan. Untuk yang telah menyelesaikan
S1-nya, tetaplah belajar. Dan bagi yang sedang galau menyelesaikan S1-nya,
JANGAN KASIH KENDOOORR. Heheheh.
*sumber gambar : http://www.indolearn.com/post/category/pendidikan/
*sumber gambar : http://www.indolearn.com/post/category/pendidikan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar