Senin, 21 Agustus 2017

Harap Sebuah Pendidikan (Cerita Seputar Pegawai Maybank Bandung)




Sebelum mulai saya ingin menyampaikan bahwa semua yang diceritakan (ditulis) bukanlah rahasia perusahaan. Ini hanya pelajaran yang saya ambil dari pribadi-pribadi luar biasa di kantor saya. Mereka otomatis menjadi guru kehidupan saya, dan (mungkin) guru kehidupan orang-orang yang membaca artikel ini.

Ada dua kisah yang akan saya ceritakan.

Pertama, saya ingin bercerita seorang rekan kerja yang berbekal ijazah SMA berhasil menjadi staf admin di tempat saya. Memang beliau masih tercatat sebagai pegawai tidak tetap kami (outsourcing). Tapi kenyataan bahwa beliau trampil dan kompeten tidak bisa dipungkiri. 

Mengawali karir sebagai OB (office boy), dia berhasil melawan arus menjadi staf admin kami.
Saya sendiri dengan ijazah S1 rasanya akan kesulitan untuk bisa mengerjakan pekerjaannya. Multi tasking dan dituntut kerja cepat. Tapi jangan salah, walau saat ini berbekal ijazah SMA dan mengawali karir dari OB, beliau adalah mantan mahasiswa yang tidak sempat memindahkan toga S1-nya.


Beberapa kali bercerita masalah personal ini, beliau sering mengingatkan betapa pentingnya pendidikan. “Jika saja dulu saya memaksakan untuk bertahan melanjutan studi S1-nya, pasti karir yang akan didapat lebih dari ini”, seperti itulah yang disampaikan pria dengan tinggi sekitar 170-an cm ini. Dia mengingatkan, saat ini dengan ijazah S1 saja sudah susah bersaing, apalagi tanpa ijazah. Menurutnya untuk menjadi pegawai tetap perusahaan tetap mensyaratkan untuk memiliki ijazah S-1, hal yang sulit dipenuhi beliau saat ini.

Kisah kedua adalah tentang seorang petugas keamanan (satpam) yang ternyata adalah seorang Sarjana. Beliau bukan pemuda yang baru selesai menyelesaikan studi S1 dan kemudian mengambil profesi sebagai seorang satpam loh. Tapi beliau adalah seorang satpam sekaligus bapak dua anak yang mengambil gelar sarjana.

Jurusan yang diambil adalah Manajemen Informatika, beliau menyelesaikan studi dalam empat tahun. Empat tahun malam beliau dijalani bersama buku dan dosen. Kenapa tidak siang sih? Ya beliau kerja kaliiii. Heheheh. Yang luar biasa lagi IPK beliau adalah 3,8. Upppssss. Petugas keamanan, bapak-bapak, umur udah mau kepala empat bisa dapat IPK 3,8 loh. Kampusnya di PIKSI Ganesha Bandung lagi. Bukan kampus abal-abal yang bisa langsung wisuda.
Istri beliau sangat mendukung proses studi. “Biar nanti bisa dapat pekerjaan sekelas S1 mas kata istri”, ujar bapak ini.

Dua kisah inspirasi di atas bukanlah kisah dongeng, melainkan kisah nyata yang saya dapat dari pelakunya. Lihatlah betapa banyak orang diluar yang merasa pentingnya pendidikan. Untuk yang telah menyelesaikan S1-nya, tetaplah belajar. Dan bagi yang sedang galau menyelesaikan S1-nya, JANGAN KASIH KENDOOORR. Heheheh.


*sumber gambar : http://www.indolearn.com/post/category/pendidikan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar