Senin, 28 Juli 2014

Hidup itu penuh pilihan

Hidup itu penuh pilihan


Sahabat sekalian. Hari ini saya mendapatkan pengalaman lagi. Pengalamannya nyesek juga sebenarnya. Pilihan... setiap manusia diberikan anugrah oleh Tuhan  untuk memilih apa yang akan dilakukannya. Hari ini saya sedang dalam pesawat dengan fasilitas free meals (manakan gratis sih katanya, walaupun sebenarnya harga tiketnya naik karna ada makanan, maklum promosi kan).



Dengan fasilitas ini coba tebak apa yang saya rasakan? #nyesek sudah pasti. Ketika pramugari menanyakan apakah ada yang puasa? Hmm... bertepatan saya duduk di tengah dan samping2 saya pada tidak puasa. Sehingga otomatis saya harus duduk ditengah2 org yang makan hidangan nikmat, sebenarnya tidak apa2 sih kalau jamnya masih siang atau pagi tapi berhubung ini sudah sore dan saya sendiri tdk sahur nasi maka ini menjadi tantangan yang lumayan seru (heehehe). Siapapun diposisi saya pasti memiliki pilihan apakah akan ikutan makan atau tetap berpuasa. Dan syukurlah saya memilih untuk meneruskan prosesi ini.

Anak muda diseluruh dunia memiliki kesempatan untuk menyatakan sikapnya terhadap dunia. Tinggal memilih apakah kita akan menyatakan sikap pemenang atau pecundang. Pernyataan tak harus lewat tulisan yang bersemayam di secarik kertas ataupun kumpulan intonasi yang diperdengarkan lewat mulut. Namun sikap kita adalah suatu bentuk pernyataan paling kuat loh. Kenapa paling kuat? Karena dengan pernyataan sikap maka sikap kita ini bisa ditulis dan dibicarakan orang lain.

Coba ingat-ingat apakah org lebih sering membicarakan tulisan, kata2 org lain ataukah suatus kejadian langsung (baca: sikap). Seumur2 saya lebih sering melihat dan mendengar org berbicara mengenai suatu sikap/kejadian dari pada tulisan org lain loh.

Ya memang menulis juga adalah bentuk sebuah sikap, namun walaupun segudang tulisan tanpa ada yang mengetahui sikap kita untuk menulis maka itu percuma saja bukan.

Hari ini anak muda harus berani menyatakan sikap apakah dia layak disebut pemenang ataukah pecundang. Saya berharap pembaca budiman bisa mengambil sikap sebagai pemenang tentunya. Masih bermasalah mengenai sikap pemenang itu yang bagaimana? Mohon doakan saya agar bisa menulis mengenai sikap pemenang kedepannya. Terima kasih @wahyu_presiden

Tidak ada komentar:

Posting Komentar