Rabu, 05 September 2018

Analisa Indusri Tekstile dan Produk Tekstile (PTP) Update Q1 2018


Potensi Industri Tekstile dan Produk Tekstile (PTP) Indonesia

Indonesia masih menjadikn Industri tekstile sebagai salah satu industry yang diharapkan mampu memberikan kontribusi lebih terhadap perekonomian Indonesia. Secara history memang industi tekstile Indonesia khususnya eksport PTP sempat berada di atas angin pada tahun 2013 silam, namun sempat menurun pada tahun 2014/2015.

Turun Naiknya Pasar Ekpor PTP

Nilai ekspor Indonesia atas tekstil dan produk tekstil sepanjang 2012-2016 mencapai US$82.637.536.397. Periode tahun 2012 ke tahun 2013 boleh dibilang mengalami  lompatan tertinggi ekspor dari US$5.986.290.899 melonjak ke angka US$16.539.930.393 di tahun 2013. Masa kelam dimulai tahun 2014 dimana nilai ekspor TPT justru mengalami penurunan menjadi US$16.849.260.140 (1).

Laju pertumbuhan ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai industri TPT yang disumbangkan terhadap PDB nasional. Meskipun fluktuatif, setidaknya dari tahun 2010, nilai PDB dari TPT selalu berada di atas Rp80 triliun. Hingga pada tahun 2016, Kementerian Perindustrian menyatakan industri TPT memberikan kontribusi sebesar 2,43% dari PDB nasional. Persentase sumbangsih ini memang meningkat dibandingkan pada tahun 2015 ketika TPT hanya menyumbang 1,22% terhadap PDB nasional (1).


Data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menggambarkan situasi tersebut, dimana sejak awal tahun 2015 hingga pertengahan tahun 2015, setidaknya ada 60 pabrik tekstil di Majalaya yang terpaksa merumahkan karyawannya (1).

Namun optimisme kebangkitan industri TPT disampaikan juga oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat. Ia menyebut saat ini (tahun 2017) sekitar 5896 industri tekstil dan produk tekstil beroperasi di Indonesia. Jumlah ini disebutnya bertambah dari sebelumnya hanya berkisar 5800-an (1).

Tahun 2017 Menjadi Tahun Kebangkitan Tektile

Memasuki tahun 2017 sudah banyak analisa bahwa tahun ini menjadi tahun kebangkitan industry tektile (4), target pertumbuhan PTP pun ditetapkan positif oleh Kementrian Perindustrian (2 dan 9) dan API (5). Belum lagi industry ini mampu menyumbangkan devisa yang terbilang besar yakni sebesar RP 159 T pada akhir tahun 2019 (6).

Target optimis yang ditetapkan pada tahun 2017 akhrnya berbuah manis, memang belum semua instansi terkait merilis data pencapaian industi ini pada tahun 2018 tetapi yang bisa menjadi salah satu tolak ukurnya adalah data ekspor yang melampaui target. Dimana ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia telah mencapai nilai USD12,4 miliar pada tahun 2017, melebihi target dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sebesar USD11,8 miliar (7).

Optimisme Pasca 2017

Dengan pencapaian positif industry ini maka optimisme kedepannya semakin tumbuh. Pemerintah bahkan menargetkan industitri ini mampu mencapai angka USD 15 Milyar pada tahun 2019 khusus untuk ekpor (8 dan 10).

Industri PTP ini juga kemudian menjadi salah satu prioritas untuk mengejar target pertumbuan ekonomi Indonesia (11). Alasan menjadikan industry ini menjadi salah satu prioritas bukan hanya dikarenakan pencapaian angka ekpor yang melebihi target tetapi juga karena industry ini mampu menyerap tenaga kerja yang fantastis, yaitu berkisar 3 juta orang.

Maka tidak heran demi menjaga iklim positif pertumbuhan industry ini maka sejumlah kebijakan strategis dilakukan oleh pemerintah. Seperti memfasilitasi pemberian insentif fiskal berupa tax allowance dan tax holiday (13 dan 15) dan rencana penurunan harga bahan bakar untuk industry tektile (hulu industry tekstile).

Yang sudah direalisakan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian adalah mengeluarkan Peraturan Menteri Industri No 1 tahun 2018 (14). Salah satu isi peraturan ini ialah memberikan insentif potongan Pajak Penghasilan (PPh) badan sebesar 30% selama enam tahun atau 5% per tahunnya untuk berbagai macam industri manufaktur.

Dengan adanya kebijakan tersebut diharapapkan mampu memberikan tambahan angin segar bagi industry PTP. Ini juga seharusnya mampu membuat perusahaan bias merevitalisasi mesin-mesin tekstil yang sudah tua untuk menjaga persaingan dipasar global.



Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar