Senin, 28 Juli 2014

Manado: Ramadhan Penuh Warna

Manado :Ramadhan Penuh Warna


Ketika menulis ini saya lagi di pesawat Batik Air menuju Jakarta dari kota Manado. Hmmm... perjalanan tanpa perencanaan panjang, begitulah... awalnya saya pribadi sudah memutuskan untuk lebaran di Manado, namun dengan desakan keluarga akhirnya saya ikutan Mudik (bahasa TV gitu).

Tapi bukan itu yang ingin saya bahas. Menghabiskan tiga minggu lebih ranadhan di kita Manado memberikan sehuta warna yang berbeda dari tahun-tahun biasanya. Awalnya ketika sudah mau pergu saya terpikir kenapa perasaan ini janggal untuk meninggalkan kota Tinutuan itu. Apa yang menjadikan warna ramadhan tahun ini berbeda?



Setekah dipikir-pikir ternyata yang menjadikannya berbeda adalah saya menghabiskan lebaran tanpa Ibunda disamping saya dan walaupun Ibunda sedang tidak berada disamping namun saya memiliki segudang teman dengan sekantung cerita.

Lets see... first, ramadhan tanpa Ibunda disamping. Biasanya walaupun memang keluarga saya punya kebiasaan mudik namun saya harus bersama Ibunda. Jadi mudiknya barengan gitu (romantis). Tapi tahun ini Ibunda saya sejak awal ranadha sudah berada di Jakarta. Memang luar biasa rasanya (diluar kebiasaan maksudnya, heehehe). Hal ini memaksa saya haris mencari menu berbuka dan sahur sendiri.

The second, I have FRIEND!!! Bahkan saya bisa menyebut mereka BEST friend saya. Sekedar informasi setelah saya telaah saya sudah mulai banyak teman baik ternyata, baik itu teman2 di masa SMA yang sampai hari ini masih menemani kehidupan saya maupun teman baru yang kemudian berproaes menjadi teman baik baru (baca:sahabat gitu).

Ramadhan kali ini saya mengalami banyak pengalaman baru, mulai dari berbuka di jalanan, sahur dijalanan, hingga proses gila2an sepanjang jalan. Haahaah mungkin lucu terdengarnya (ups salah, maksudnya terbacanya kali ya). Mungkin terbacanya lucu karena semua cerita adanya dijalanan ya.

Sebagai sejah untuk perdana saya malah ketiduran padahal makanan untuk sahur sudah terbeli, bisa ditebak hasil akhir dari makanan itu bagaimana. Sedangkan untuk pertama kalinya juga (seingat saya) saya berbuka ramadhan perdana langsung di jalan (pohon kasih tepatnya), janjian perdana dengan maman (Gorontalo) dan ervan (Medan) saat itu. Lucunya menghabiskan waktu bersama dua orang dari daerah berbeda untuk berbuka perdana, kocak abis. Dari situpun kami memulai Safari Ramadhan kami (nama yang diberikan oleh maman). Sahur perdana saya akhirnya dikediaman maman (sahur awal ramadhan kan saya alpa).

Kami memutari kota manado sepertinya karena begitu seringnya berpindah tempat untuk berbuka dab sahur. Ada juga beberapa hari di rumah kediaman Fadli (nah kalau yang ini orang Makassar). Disini kami masak bersama dari makanan gosong samapai jadi makanan seutuhnya. Beberapa tempat persinggahan lainnya adalah rumah dari Nizar, Abdhy, Fadly, kosan k'awi, Aan dll. Masing-masing tempat punya cerita dan kenangannya sendiri.

Saya ucapkan terima kasih buat kalian semua teman2 BKI yang memberikan warna dalam ramadhan kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar