Wahyu E.N.Repi
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UNSRAT
Kategori Umum
Revolusi
Lingkungan Hidup
Asslm.wr.wb
Salam sejaterah bagi
kita semua,
Syaloom
dan selamat siang…
Yang terhormat Kepala
BLH Provinsi Sulawesi Utara.
Yang saya hormati
seluruh dewan juri, yang nantinya akan menimbang sama berat serta mengukur sama
tinggi.
Dan yang saya cintai
dan banggakan seluruh generasi muda bangsa Indonesia selaku teman-teman
perjuangan saya…
Pertama-tama dan yang
paling utama marilah kita mengucapkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena walaupun seluruh pepohonan dijadikan kertas dan seluruh air
laut dijadikan tinta maka niscaya tetap tak bisa menuliskan jumlah kenikmatan
yang diberikanNya kepada kita. Dialah yang telah ada sebelum kata ada itu ada dan
tetap akan ada walaupun kata ada itu telah tiada.
Dikesempatan yang
berbahagia ini izinkanlah saya untuk membawahkan pidato dengan judul “Revolusi
Lingkungan Hidup”.
Sebelum masuk dalam
pidato saya, apakah yang dimaksud dengan lingkungan hidup? Menurut Undang
Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
Baiklah, saya ingin
melanjutkan pertanyaan terlebih dahulu, silahkan nanti dijawab dalam hati.
Apakah disini ada yang terkena dampak banjir bandang di awal tahun 2014? Apakah
disini ada yang pernah terhambat karena adanya tanah longsor, seperti putusnya akses
jalan Manado-Tomohon? Apakah disini ada yang depan rumahnya tergenang air saat
hujan? Atau tercium bau sampah sehabis hujan? Walaupun hanya empat pertanyaan,
saya rasa lebih dari setengah hadirin disini telah menjawab “ya”. Inilah
pentingnya pidato yang akan saya bawakan.
Indonesia adalah salah
satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Hutan dan
laut di negara ini, termasuk ekosistem terkaya di dunia, memberikan lapangan
kerja dan pendapatan kepada jutaan penduduk Indonesia. Akan tetapi, lingkungan
hidup negara ini mengalami tekanan hebat akibat kegiatan-kegiatan manusia.
Eksploitasi sumber daya alam merupakan bagian yang penting dari perekonomian
negara akibatnya berbagai sektor yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya
alam seperti sektor kehutanan berada dalam keadaan yang memprihatinkan karena
sumber dayanya terus menipis. Negara ini juga menghadapi berbagai tantangan
lingkungan hidup lainnya seperti polusi udara atau sulitnya akses terhadap
sumber daya air. Karena berperan penting bagi pembangunan jangka panjang
Indonesia, penanganan masalah lingkungan hidup menjadi semakin mendesak dalam
kaitannya dengan isu perubahan iklim. Indonesia merupakan penghasil emisi gas
rumah kaca yang besar sekaligus negara yang secara khusus, rentan terhadap
dampak perubahan iklim seperti misalnya, kenaikan muka air laut atau gangguan
terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan.
Padahal dengan modal
besar yang dititipkan Tuhan pada Indonesia, seharusnya kita bisa membuat “surga”
di Bumi ini. Menjadi tempat yang ingin dijadikan rumah oleh seluruh masyarakat
dunia.
Namun sayangnya sebagai
negara berkembang, Indonesia mengalami persoalan-persoalan terkait dengan
pangan, energi, dan air, bahkan persoalan tersebut seringkali dikaitkan dengan isu-isu
perubahan iklim dan pemanasan global. Pengaruh-pengaruh isu global seringkali
mendominasi cara berpikir pembuat kebijakan untuk menangani berbagai masalah
lingkungan di Indonesia. Jika dicermati lebih jauh, Indonesia memiliki potensi
produksi pangan beragam dengan dukungan sumber daya lahan yang luas. Contohnya,
kita memiliki lahan hutan produksi yang potensial sebagai lumbung pangan seluas
± 56 juta hektar (Kemenhut 2012). Apabila setengah dari luasan tersebut dapat
dikembangkan menjadi kawasan agroforestry, maka diperkirakan akan mampu
memproduksi minimal 560 juta ton pangan dari berbagai komoditi seperti padi
ladang, jagung, ubi kayu, sagu, dan lain sebagainya.
Kekhawatiran krisis air
juga bertentangan dengan kenyataan potensi sumber daya air di Indonesia. Pada
umumnya, wilayah Indonesia memiliki cadangan air tawar 6 % dari cadangan dunia
atau sekitar 21 % dari cadangan air di wilayah Asia Pasifik. Ketersediaan air
di Indonesia sangat tinggi karena tingginya curah hujan dan potensi
ketersediaan air permukaan dan air bawah tanah (Kementerian Lingkungan Hidup
2010).
Dengan beberapa fakta
diatas maka sesungguhnya Indonesia bisa dengan mudah menjadi Negara maju.
Lingkungan hidup kita yang saat ini sedang sakit masih bisa obati. Karena
lingkungan hidup Indonesia adalah anugrah yang telah dititipkan oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
Kita bersyukur
diingatkan dengan alarm oleh Tuhan lewat baniir bandang di Manado, tanah
longsong di Tomohon, serta banjir-banjir kecil di Bitung dan daerah Bolang
Mongondow. Ini kesempatan kita untuk bangkit bersama agar nanti bukan hanya
terjadi revolusi mental tetapi juga revolusi lingkungan hidup.
Oleh karena itu saya
mengusung beberapa solusi, yakni:
1.
Dioptimalkannya FGD-FGD lokal agar
masalah lokal bisa diselesaikan oleh masyarakat sekitar dan dibantu oleh
pemerintah.
2.
Penanaman prinsip bahwa menjaga
lingkungan hidup tetap harmonis adalah bagian dari ibadah kepada Tuhan.
3.
Pembangunan berkelanjutan yang
menggunakan green concept.
Sang maestro Leonardo
Da Vinci saja tak mampu menggambarkan indahnya Idonesia. Maka jangan sampai
keindahan dan keharmonisan lingkungan hidup di Indonesia hanya menjadi sejarah.
Akhir kata terimalah salam perjuangan dari saya. Medeka!
Wassalammualaikum.Wr.Wb
Syaloom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar