Senin, 10 Agustus 2015

Pidato Revolusi Lingkungan Hidup

Wahyu E.N.Repi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT
Kategori Umum
Revolusi Lingkungan Hidup
Asslm.wr.wb
Salam sejaterah bagi kita semua,
Syaloom
dan selamat siang…

Yang terhormat Kepala BLH Provinsi Sulawesi Utara.
Yang saya hormati seluruh dewan juri, yang nantinya akan menimbang sama berat serta mengukur sama tinggi.
Dan yang saya cintai dan banggakan seluruh generasi muda bangsa Indonesia selaku teman-teman perjuangan saya…


Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita mengucapkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena walaupun seluruh pepohonan dijadikan kertas dan seluruh air laut dijadikan tinta maka niscaya tetap tak bisa menuliskan jumlah kenikmatan yang diberikanNya kepada kita. Dialah yang telah ada sebelum kata ada itu ada dan tetap akan ada walaupun kata ada itu telah tiada.

Dikesempatan yang berbahagia ini izinkanlah saya untuk membawahkan pidato dengan judul “Revolusi Lingkungan Hidup”.

Sebelum masuk dalam pidato saya, apakah yang dimaksud dengan lingkungan hidup? Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Baiklah, saya ingin melanjutkan pertanyaan terlebih dahulu, silahkan nanti dijawab dalam hati. Apakah disini ada yang terkena dampak banjir bandang di awal tahun 2014? Apakah disini ada yang pernah terhambat karena adanya tanah longsor, seperti putusnya akses jalan Manado-Tomohon? Apakah disini ada yang depan rumahnya tergenang air saat hujan? Atau tercium bau sampah sehabis hujan? Walaupun hanya empat pertanyaan, saya rasa lebih dari setengah hadirin disini telah menjawab “ya”. Inilah pentingnya pidato yang akan saya bawakan.

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Hutan dan laut di negara ini, termasuk ekosistem terkaya di dunia, memberikan lapangan kerja dan pendapatan kepada jutaan penduduk Indonesia. Akan tetapi, lingkungan hidup negara ini mengalami tekanan hebat akibat kegiatan-kegiatan manusia. Eksploitasi sumber daya alam merupakan bagian yang penting dari perekonomian negara akibatnya berbagai sektor yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam seperti sektor kehutanan berada dalam keadaan yang memprihatinkan karena sumber dayanya terus menipis. Negara ini juga menghadapi berbagai tantangan lingkungan hidup lainnya seperti polusi udara atau sulitnya akses terhadap sumber daya air. Karena berperan penting bagi pembangunan jangka panjang Indonesia, penanganan masalah lingkungan hidup menjadi semakin mendesak dalam kaitannya dengan isu perubahan iklim. Indonesia merupakan penghasil emisi gas rumah kaca yang besar sekaligus negara yang secara khusus, rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti misalnya, kenaikan muka air laut atau gangguan terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan.

Padahal dengan modal besar yang dititipkan Tuhan pada Indonesia, seharusnya kita bisa membuat “surga” di Bumi ini. Menjadi tempat yang ingin dijadikan rumah oleh seluruh masyarakat dunia.
Namun sayangnya sebagai negara berkembang, Indonesia mengalami persoalan-persoalan terkait dengan pangan, energi, dan air, bahkan persoalan tersebut seringkali dikaitkan dengan isu-isu perubahan iklim dan pemanasan global. Pengaruh-pengaruh isu global seringkali mendominasi cara berpikir pembuat kebijakan untuk menangani berbagai masalah lingkungan di Indonesia. Jika dicermati lebih jauh, Indonesia memiliki potensi produksi pangan beragam dengan dukungan sumber daya lahan yang luas. Contohnya, kita memiliki lahan hutan produksi yang potensial sebagai lumbung pangan seluas ± 56 juta hektar (Kemenhut 2012). Apabila setengah dari luasan tersebut dapat dikembangkan menjadi kawasan agroforestry, maka diperkirakan akan mampu memproduksi minimal 560 juta ton pangan dari berbagai komoditi seperti padi ladang, jagung, ubi kayu, sagu, dan lain sebagainya.

Kekhawatiran krisis air juga bertentangan dengan kenyataan potensi sumber daya air di Indonesia. Pada umumnya, wilayah Indonesia memiliki cadangan air tawar 6 % dari cadangan dunia atau sekitar 21 % dari cadangan air di wilayah Asia Pasifik. Ketersediaan air di Indonesia sangat tinggi karena tingginya curah hujan dan potensi ketersediaan air permukaan dan air bawah tanah (Kementerian Lingkungan Hidup 2010).

Dengan beberapa fakta diatas maka sesungguhnya Indonesia bisa dengan mudah menjadi Negara maju. Lingkungan hidup kita yang saat ini sedang sakit masih bisa obati. Karena lingkungan hidup Indonesia adalah anugrah yang telah dititipkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Kita bersyukur diingatkan dengan alarm oleh Tuhan lewat baniir bandang di Manado, tanah longsong di Tomohon, serta banjir-banjir kecil di Bitung dan daerah Bolang Mongondow. Ini kesempatan kita untuk bangkit bersama agar nanti bukan hanya terjadi revolusi mental tetapi juga revolusi lingkungan hidup.

Oleh karena itu saya mengusung beberapa solusi, yakni:
1.      Dioptimalkannya FGD-FGD lokal agar masalah lokal bisa diselesaikan oleh masyarakat sekitar dan dibantu oleh pemerintah.
2.      Penanaman prinsip bahwa menjaga lingkungan hidup tetap harmonis adalah bagian dari ibadah kepada Tuhan.
3.      Pembangunan berkelanjutan yang menggunakan green concept.

Sang maestro Leonardo Da Vinci saja tak mampu menggambarkan indahnya Idonesia. Maka jangan sampai keindahan dan keharmonisan lingkungan hidup di Indonesia hanya menjadi sejarah. Akhir kata terimalah salam perjuangan dari saya. Medeka!

Wassalammualaikum.Wr.Wb

Syaloom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar