Minggu, 29 Januari 2017

Momentum

Seperti biasa, memasuki awal tahun banyak gejolak yang terjadi di batin, akal dan raga. Banyak pergumulan yang dirasakan. Hal yang paling ditakutkan adalah ketika gejolak dan pergumulan itu kualitasnya lebih rendah dari yang pernah dihadapi sebelumnya. Jika demikian, maka dipastikan kita di ujung jurang degradasi (turun kelas).


Saya sendiri merasakan, masalah yang datang di awal tahun sudah pernah dilewati tahun kemarin. Tapi, entah kenapa. Masalah itu masih saja mengganggu tekad yang ditancapkan di akhir tahun 2016. Itulah manusia. Naik dan turun.


Sekiranya, sejak meluncurkan buku ke tiga saya (e-book ke dua), saya kehilangan spirit ketika ada batu-batu kecil yang menjadi sandungan dalam menjalani hari. Optimisme berbalut realistis berbenturan dengan ketakutan. Hasilnya? Hidup sekedar bernafas. Tanpa makna dan suatu nilai yang diperjuangkan. Disinilah kita butuh MOMENTUM lagi, seperti kuda yang bisa berlari kencang ketika dipecut.

Kebetulan saya bukan kakek-kakek tua berjanggut putih yang telah melewati separuh abad. Maka mungkin tulisan ini tidak terlalu berpengaruh untuk mereka yang berumur lebih dewasa dari penulis (karena pengalaman beliau-beliau lebih banyak dari saya). Tidak masalah. Untuk yang mau melanjutkan membaca, berikut saya berikan akronim dari MOMENTUM (Menyesal Objektif MENcari dan TUMbuh):

Menyesal

Kalau udah tahu keadaannya seperti ini. Maka silahkanlah menyesal. Lah, kenapa malah disuruh menyesal? Bukan disuruh optimis. Penulis bukan motivator atau pendongen negeri Surga. Yang semuanya akan selesai sekejab ketika kita teriak “Sukses, Luar Biasa” atau semacamnya. Penyesalan sesungguhnya menjadi jembatan kesadaran. Kesadaran? Iya, kesadaran dong. Alias SADAR. Udah tahu salah eh malah tidak ada penyesalan. Hmm. Ada yang salah dengan moral kita sepertinya.

Objektif

Setelah menyesal, cobalah objektif menerima semua itu. Salah ya salah. Menyesal ya menyesal. Buang subjektifitas akan ego pribadi. Ego yang tidak mau salah dan ingin selalu benar. Terimalah dengan objektif akan kesalahan atau keadaan kita.

MENcari

Setelah menyesal dan menerima semua secara objektif barulah kita mencari nilai yang ingin dicapai atau sesuatu yang ingin diwujudkan. Berikut saatnya kita mencari cara agar nilai atau sesuatu itu menjadi kenyataan. Set Value or Goal.

TUMbuh

Naik level alias tumbuh. Nikmati proses untuk mencapai nilai atau mewujudkan tujuan yang telah kita temukan dalam pencarian tersebut. Tambah akal kita dengan ilmu, isi hati kita dengan moral dan jangan lupa isi tubuh kita dengan otot (hahahah *saking inginnya yang penulis punya otot).


sumber gambar : http://ministry127.com/sites/default/files/images/article_images/building-momentum021214.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar