Dua tahun
akhirnya dilalui di tanah Pasundan. Negeri yang katanya diciptakan ketika Tuhan
sedang tersenyum. Begitulah yang dikatakan sang roman Pidi Baiq. Kota dengan
suhu rata-rata 20-23 derajat celcius.
Kota yang
sempurna untuk lebih dekat dengan Tuhan. Bagaimana tidak, kota ini memiliki
banyak dataran tinggi yang mempesona. Setiap sudutnya memiliki cerita romantis.
Eropa
meninggalkan jejak romantisnya, China membawa kententramannya dan masyarakat
Sunda dengan budaya histori nan kuat menjadi perpaduan.
Dua tahun
disini aku mendapatkan banyak pelajaran. Pengalaman dalam berkehidupan. Namun,
entah kenapa masih ada yang kurang. Kota romansa tanpa kisah romantis. Itulah yang
menjadikan kota ini tidak sesempurna dunia Dilan dan Milea.
Yang
menyedihkan bukanlah kisah tanpa akhir bahagia, tetapi kehidupan tanpa cerita.
Pada akhirnya dalam dua tahun disini aku sadar. Kisahku masih akan berlanjut
disini.
Bekerja kurang
dari 1 KM dari Gedung Sate, 2 KM dari Museum Asia Afrika dan 5 menit dari
alun-alun Bandung. Pusat-pusat kebahagian gratis di kota Bandung. Seharusnya
aku tidak sulit menemukan kisah disini.
Terima
kasih Bandung atas dua tahun ini. Mohon bantuannya untuk bisa menyediakan kisah
ku selanjutnya disini.
Graha Pos
Indonesia pukul 22:12.
Bandung, 9
Februari 2017.
Ditemani
Joan, Adi dan Shofifah.
Mari baca : titik kesadaran (cinta oleh Dilan 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar