Minggu, 17 April 2011

cerpen SANG LASKAR PEMIMPI

Cerpen Karya:
Wahyu Eka Novianto Repi ^_^


Sang Laskar Pemimpi

Yogy,itulah nama anak yang lahir di bawah kaki gunung dan yang dekat dengan lautan. Ia memiliki sepasang orang tua yang sangat menyayangi dirinya. Ia memiliki seorang kakak wanita yang sangat cantik dan pintar. Tak bedapun dengan kakaknya ia juga adalah seorang anak yang pintar dan rajin. Keluarga yogy adalah keluarga yang bahagia, Ayahnya adalah seorang petani dan pencari hasil hutan sedangkan Ibunya membuat kerajinan dari hasil hutan yang Ayahnya dapat. Setiap minggu Ayahnya pergi ke pasar untuk menjual hasil perkebunan dan hutan. Keadaan ekonomi keluarganya terbilang berkecukupan.

Yogy adalah seorang anak yang memiliki sejuta mimpi untuk dia raih selama hidupnya. Ia bercita-cita ingin menjelajahi dunia yang begitu luas. Ia ingin bertemu dengan banyak orang yang memiliki karakter dan kebudayan yang berbeda-beda. Ia ingin melihat hal-hal yang ia lihat di TV dan ingin berinteraksi dengan hal-hal tersebut. “Aku adalah Yogy! Wahai calon temanku di seluruh Dunia, aku akan menemui kalian, tunggulah aku!” kata Yogy. Ia setiap saat selalu berkata seperti itu di tepi pantai,di atas gunung serta di lapangan yang begitu luas, bahkan jika didalam keramaian ia selalu berkata seperti itu di dalam hatinya. Ia sangat berapi-api untuk mewuhudkan impiannya itu.

Yogy untuk menempuh pendidikannya di SD harus berjalan sampai 5 KM, memang di daerahnya sekolah itu masih jarang. Di sekolahnya yogy adalah juara kelas, “Anak-anak,siapah yang tau Presiden Republik Indonesia yang ke 3?” Tanya sang guru. “B.J. Habibie pak!” sahut yogy sambil mengacungkan tangannya. Kring,kring suara bel berbunyi, yogy melangkahkan kakinya ke luar kelas, tapi bukan untuk pulang ke rumah tetapi pergi ke ruangan guru untuk menonton TV,maklum saja di rumahnya TV belum tersedia. Ia menonton siaran yang diputar oleh gurunya. Ia melihat berbagai hal di TV itu.

Waktu tak terasa sudah mulai senja,ia pun langsung ingin cepat pulang ke rumah. Tapi sebelum pulang setiap minggunya ia selalu menyempatkan diri ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang ia pinjam dan meminjam buku lainnya. Ia mendapat berbagai pengetahuan bukan hanya lewat TV tapi juga lewat buku.
Suatu hari ketika perjalanan pulang ia bertemu dengan seorang paman yang sudah berumur sekitar 60 tahun yang sedang kebingungan di sungai. Yogy berkata “Paman kenapa? Ada yang bisa saya bantu?”. “Oh ia nak,paman sedang mencari album foto paman yang hanyut ketika bapak sedang mandi” jawab sang bapak. “Baiklah paman, saya akan membantu mencarikannya” kata Yogy. Yogy memeriksa semak-semak yang ada di pinggiran sungai, ternyata album foto itu tersangkut di semak-semak itu. Yogy mengembalikan album foto itu kepada paman itu. Paman itu kemudian menunjukan foto-foto yang ada di album itu. Yogy sangat kaget ketika melihat isi album foto itu, karena ternyata isinya adalah foto-foto dari berbagai Negara yang pernah di datangi paman itu.

Yogy melihat paman itu berfoto di depan menara Eifel Italia yang sangat terkenal bahkan ada foto yang berasal dari daerah Afrika. “Paman sudah hamper mengelilingi seluruh dunia, paman adalah pekerja sosial yang sering dikirim ke berbagai daerah diberbagai negara” kata Paman membuat Yogy heran.
Paman itu juga menceritakan bahwa Paman itu akan berada di Desa tempat Yogy tinggal selama 3 bulan lamanya. Percakapan terjadi sudah lama tapi Yogy belum mengetahui nama dari sang Paman “Paman,siapa nama Paman?” Tanya Yogy. “Nama Paman adalah Wahyu” jawab paman sambil tersenyum. “Oh,kalau saya Yogy, Paman mau tidak menceritakan hal-hal yang sudah pernah Paman lihat di berbagai tempat?” Tanya Yogy sambil berharap sang Paman mau membagikan pengalamannya kepada Yogy. “Baiklah Yog,Paman akan menceritakan banyak hal kepadamu, tapi dengan syarat kamu harus melakukan kegiatan kamu seperti biasanya,setelah kegiatan rutinmu selesai baru kamu boleh menemui Paman tapi jangan lupa untuk meminta izin dari orang tua kamu ya” jawab Paman Wahyu.

Yogy sangat senang bertemu dengan orang yang sudah melihat banyak hal diberbagai tempat yang ada di dunia. Setelah ia meminta izin untuk bertemu dengan Paman Wahyu kepada orang tuanya Yogy setelah pulang sekolah,menonton TV di sekolahannya dan ke perpustakaan ia langsung bergegas menemui Paman Wahyu di rumahnya. Ternyata benar, Yogy tidak melupakan kegiatan rutinnya, ini membuktikan bahwa ia menepati janjinya kepada Paman Wahyu.

“Assalammualaikum Paman, Paman saya Yogy” Yogy memanggil Paman Wahyu di depan rumahnya. “Waalaikumsalam Yogy ayo masuk” jawab Paman. “hmmm,kita mulai dari mana ya bagusnya? Oh ya, dimulai dari bagaimana cara Paman untuk pergi ke berbagai tempat ya? Kata Paman. “Oh ia Paman,dari situ saja,karena saya memang mempunyai impian untuk pergi ke berbagai tempat yang ada di dunia ini, siapa tau saya bisa mengikuti jejak Paman” sahut Yogy.

Paman menceritakan kepada Yogy bahwa Paman Wahyu adalah anak dari orang tua yang sangat sederhana. Paman Wahyu setiap harinya sewaktu SD harus mencari barang-barang bekas yang ada di tempat sampah di sekitar perumahan-perumahan yang ada untuk membantu orang tuanya agar ia bisa bersekolah. Sampai SMA pun ia masih harus membantu orang tuanya dengan cara menjadi loper Koran. Tapi dengan menjadi loper Koran ia bukan hanya bisa membantu keuangan keluaga tapi juga bisa mendapat berbagai infprmasi dengan gratis. Suatu saat Paman Wahyu membaca Koran yang memuat tentang pencarian tenaga kerja di perusahaan swasta dari Negara asing yang memerlukan tenaga untuk mengurus keperluan perusahaan dibidang pelayaan sosial. Paman wahyu ternyata bisa diterima di perusahaan itu. Akhirnya lewat perusahaan itulah Paman Wahyu bisa pergi ke berbagai tempat dimana setiap tempat itu Paman Wahyu membantu masyarakat yang ada. Paman Wahyupun mendapatkan banyak teman.
Tak terasa waktu sudah hampir malam, Yogy teringat akan tugasnya untuk memasak air minum bagi keluarganya. “Paman,ceritanya sangat menyenangkan,tapi maaf saya harus menyelesaikan tugas saya di rumah dulu ya, besok saya kembali lagi ya” kata Yogy kepada sang Paman. “Baiklah, kamu bisa menemui Paman jika waktumu senggang ya” jawab Paman.

Tiap hari Yogy selalu dating pada Paman Wahyu, tak terasa hari berganti hari, bulan berganti bulan dan akhirnya waktu Paman Wahyu di desa Yogy sudah habis. Yogy sangat sedih karena Yogy sudah sangat akrab dengan sang Paman. Diperpisahannya Paman Wahyu hanya berpesan kepada Yogy untuk jang pernah menyerah dalam menggapai semua mimpinya. “Kegagalan itu adalah persiapan bagi kita untuk sukses dan manusia itu bertugas bukan untuk berhasil tapi untuk berusaha”.

Masak SD dan SMP Yogy tak terasa telah berlalu, ia sekarang sudah duduk di kelas 3 SMA. Yogy terus belajar dengan giat agar bisa mewujudkan semua impianya. Suatu hari Yogy mendengar bahwa di kota diselenggarahkan seleksi beasiswa untuk kuliah ke Amerika Serikat. Yogy pun dengan usaha keras mendapat izin dari kedua orang tuanya.
Di kota ia melihat berbagai pelajar yang kelihatannya pintar-pintar dan juga mempunyai berbagai fasilitas seperti notebook dan handphone. Tapi ia tidak takut sedikitpun “Saya akan mulai merealisasikan mimpi saya dari sini” gumam Yogy dalam hati.

Penguumannya pun tiba dan ternyata Yogy lulus “Horeeee!!!!!!! Ayah, Ibu saya bisa melanjutkan kuliah di luar negeri, Paman Wahyu saya akan ke Amerika Serikat!” yogy sangat girang hingga berteriak mengelilingi desanya.
-Selesai-

Pesan dari cerita ini adalah bahwa kita sebagai generasi mudah harus selalu bermimpi dan berusaha mencapai mimpi itu. Jika kita awalnya gagal,kita harus segera bangkit dan berusaha lagi. Tetaplah bermimpi dan jangan menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar