Baca dulubagian duanya kalau belum, klik disini
Di Lekker
Paimo awalnya kami bertemu dengan Haphap (nama panggilan sebenarnya). Teman
lama Intan waktu mengikuti TNT Semarang. Ada juga Milo (nama panggilan sebenarnya)
yang ngatur janji bareng Intan tapi datangnya setelah kejadian lucu berikut.
Alkisah
kami bertiga (Intan, Uut dan Kim Sun Ho/penulis ini) makan tanpa memperdulikan
sekitar, terlalu asik sama Lekker beraneka rasa Paimo kali ya. Haphap datang
dan awalnya menyapa wanita yang duduk di ujung kursi lainnya, tidak lama dia
langsung menyapa kami. Disitulah aku mengenalnya.
Obrolan
terus berjalan sampai akhirnya dia tahu maksud kedatangan kami ke Semarang
adalah bagian dari perjalanan menuju Karimun Jawa. Dia kemudian menyapa kembali
wanita di ujung kursi yang sempat disapanya terlebih dahulu. Haphap bertanya
kemana nantinya wanita itu akan pergi setelah ini. Wanita itu langsung berkata “Mau
kembali ke Karimun Jawa”. Lah kami semua sontak terkejut, karena ternyata dia
juga memiliki tujuan yang sama. Dan benar adanya, do’i merupakan salah satu
perserta rombongan kami. Betapa lucunya ketika sejak awal ternyata kita sudah
bertemu dengan orang yang akan menjadi teman seperjalanan tanpa sengaja.
Dan wanita
ini bernama Anna Althafunisa, duh ini bukan film Ketika Cinta Bertasbih.
Hahaha. Wanita ini bernama Anastasia Shintami Putri yang ternyata sudah
kecanduan kegiatan kerelawanan sejak dalam kandungan. Pokoknya ternyata ini
cewe udah gak bisa dihitung berapa kali ikutan kegiatan volunteer, yang bahkan udah
nyampe di sudut timur dan barat Indonesia.
Sebelum
pindah tempat kita foto dulu:
CEKREEEEEK
Sambil
menunggu waktu berkumpul dengan pasukan utama, akhirnya kami putuskan untuk
pergi ke MAJT (Masjid Agung Jawa Tengah). Mau ibadah sekaligus foto aja sih.
Kak Ana KCB palsu ikut kita.
Setelah
magrib kami akhirnya bertemu dengan dua orang relawan lainnya di tempat ini.
Dua orang ini datang dengan muka berwibawa, senyuman tipis kayak artis songong.
Kebetulan mereka pria, jadi saya pikir wajar saja muncul dengan wibawa. Kami
main sampai ke menara masjid, FYI bahwa menara masjid dibuka ampe malam ya.
Tapi sore menjelang magrib mereka tutup terlebih dahulu. Jam 6.30 malam baru
lift kembali beroperasi, bayar tiket tapi gak nyampe Rp 10ribu dah.
Oh iya,
ternyata dua pria tadi namanya Zul dan Reza. Zul adalah tetua 1000 Guru
Samarinda kayaknya, kalau gak salah udah 4 tahun masih mengabdi, tua memang nih
orang. Reza sendiri bisa terbilang baru di kegiatan seperti ini, katanya faktor
cinta dan hasrat yang membawa dia sampai kesini.
Dan sorry to say, mereka berdua walaupun
berkualitas tapi sama-sama bisa sedeng juga kok.
Akhirnya
sampailah kami diwaktu berkumpulnya seluruh rombongan secara resmi. Sekitar jam
10 malam di depan Bank Indonesia perwakilan Jawa Tengah.
Yang ingin aku
sampaikan di akhir bagian ini adalah hal yang aku suka kalau ikut kegiatan
bersama komunitas baru itu ya bertemu dengan banyak orang baru dengan berbagai
latar. Baru setengah hari tiba aku udah bertemu dengan sultan minyak, raja
pupuk dan profesi lainnya.
Dan
mulailah kita dalam agenda Travelling and Teaching 20 1000 Guru Semarang di
Karimun Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar