Proposal??? Euy...
Banyak dari kita sudah pernah mendengar mengenai kata
proposal bukan? Namun pasti masih jarangan yang mendengarkan istilah proposal
hidup? Right?
Hampir semua manusia di dunia ini pernah berhubungan dengan
yang namanya proposal kegiatan, baik kegiatan kampus, sekolah, pekerjaan sampai
proposal sosial yang sering lalu lalang dalam kehidupan kita. Nah sekarang coba
ingat proposal-proposal itu untuk kegiatan yang berlangsung berapa lama? Sejam,
dua jam, tiga jam, sehari, dua hari, tiga hari? Ataukah selama sebulan sampai
setahun? Coba pikirkan, ternyata untuk kegiatan yang hanya berlangsung sebentar
atau beberapa hari saja harus menggunakan proposal.
Dan ingatkah apakah kejadian yang direncanakan dalam
proposal itu berlangsung sama persis? Ataukah ada hal-hal yang tidak sesuai
dengan rencana dalam proposal? Dan liatlah hasilnya, apakah semua kegiatan yang
memiliki proposal mencapai target? Jawabannya pasti tidak selalu.
Tuh kan? Walaupun kita sudah membuat proposal kegiatan namun
tetap sering terjadi kekeliruan dalam persiapan sampai pelaksanaannya bahkan hasilnya
sekalipun bisa tidak sesuai harapan. Sudah ada proposal yang isinya agenda,
tujuan, sasaran, latar belakang, jadwal kegiatan dan lain-lain tapi bisa ada
potensi gagal juga. Bayangkan kalau sebuah kegiatan tidak memiliki proposal?
Hancurlah kemungkinan yang bisa terjadi, hehehehe
Sekarang bagaimana kehidupan kita? Apakah kehidupan kita
hanya berlangsung sebentar saja? Apakah keseluruhan kehidupan kita tak lebih
penting dari sebuah kegiatan yang hanya berlangsung sebentar itu? Apakah
kehidupan kita mau diserahkan begitu saja tanpa adanya perencanaan yang jelas?
Menurut hasil riset terhadap lulusan MBA di Harvard Business
School. Riset dilakukan antara tahun 1979 dan 1989. Pada tahun 1979, para
lulusan MBA tersebut ditanya “apakah anda telah menyusun suatu rencana hidup
yang jelas, spesifik dan tertulis?”. Hasilnya, 3% menyatakan telah memiliki
rencana hidup yang jelas, spesifik dan tertulis. 13% menyatakan telah memiliki rencana
hidup yang jelas, spesifik akan tetapi tidak tertulis. Sisahnya, 84% menyatakan
belum memiliki apalagi menyusun rencana hidup.
Sepuluh tahun kemudian, 1989, periset yang dipimpin oleh Mark
McCormack melakukan wawancara dengan semua responden pada tahun 1979. Hasilnya,
13% yang menyatakan memiliki rencana hidup yang jelas, spesifik tetapi tidak
tertulis, memiliki penghasilan rata-rata dua kali lipat dibandingkan dengan
mereka 84% (belum memiliki dan menyusun rencana hidup). Yang luar biasa, 3%
para lulusan yang telah memiliki rencana hidup yang jelas, spesifik dan
tertulis memiliki penghasilan rata-rata 10 kali lipat dibandingkan 97% lulusan
sekolah bisnis tersebut (dikuti dari Tuhan, Inilah Proposal Hidupku oleh Jamil
Azzaini hal.9).
Penasaran bagaimana sebuah proposal hidup bisa membantu membuat
hidup kita lebih bersinar? Oleh karna itu selama beberapa minggu depan kedepan
blog ini akan berusaha membahas mengenai #ProposalHidup silahkan dinantikan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar