Jumat, 17 Januari 2014

Antara Bencana dan Ujian



Antara Bencana dan Ujian

Semoga sahabat sekalian yang sedang terkena musibah gunung meletus dan banjir dibeberapa daerah segera kembali bisa beraktivitas seperti biasa. Amiiin

Gunung sinabung belum selesai meluapkan isi perutnya namun dari langitpun sudah memuntahkan isi perut berupa hujan. Manado, kota tempat belajar saya di SMA menjadi sorotan paling besar di media massa terkait banjir yang sedang terjadi. Berbeda dengan banjir yang terjadi di Jakarta yang mayoritas berupa genangan air tanpa arus. Namun di Manado air yang menutupi permukaan tanah memiliki arus yang lumayan kencang sehingga cukup untuk merobohkan rumah ataupun membawah kendaraan mengikutinya.


Jika kejadian ini hanya menjadi angin lalu maka maksud Tuhan mungkin tak bisa dicernah oleh kita umat-Nya. Di media massa ada yang menyebut kejadian-kejadian di Indonesia ini merupakan bencana atau azab, saya sendiri beranggapan ini menjadi legitimasi bahwa Indonesia mendapat azab atau bencana dari Tuhan yang Maha Penyayang itu. Padahal Indonesia memiliki landasan fundamental kuat yang menjadi Ideologi bangsa , yang kemudian telah dijabarkannya kedalam Undang-Undang Dasar. Apakah itu? Ya, tentang Agama (Tidak Kacau).

Dalam Pembukaan UUD tahun 1945 telah menyebutkan nama Tuhan, Pancasila diawali dengan percaya akan Tuhan, kemudian di UUD juga dijabarkan lebih luas mengenai hak beribadah.  Namun kenapa masih ada yang beranggapan segala kejadian ini merupakan Bencana atau azab??? Itu tanda bahwa kita belum mengamalkan ajaran Tuhan lewat nabi dan kitab-kitabnya.
Seperti gambar gelas dibawah ini...



Akan ada orang yang mengatakan gelas ini setengah terisi dan ada yang mengatakan setengah kosong. Sudut pandang, menjadi hal yang sepele namun berarti dalam menyusun mindset yang baik. Kata-kata bencana  ataupun azab bisa menjadikan mindset kita terhadap Tuhan kurang baik (jika tidak dinalarkan). Mungkin dengan kata-kata ini membuat kita bisa mengevaluasi diri dengan pertanyaan “apa salah kita?”.

Saya sendiri lebih menyukai kata ujian ataupun peringatan karena dua kata ini cenderung mengingatkan kita bahwa Tuhan memperhatikan kita, kasih sayangnya membuat kita harus terus bertumbuh. Buang persepsi buruk dan kata-kata yang kurang baik dalam menghadapi kejadian-kejadian ini. Ganti pikiran kita dengan nilai-nilai positif yang bisa membuat kita bangkit dan bersinar.
“TUHAN TIDAK PERNAH MEMBERIKAN COBAAN YANG MELAMPAUI KEMAMPUAN UMATNYA,

SESUDAH KESULITAN PASTI ADA KEMUDAHAN”

Go Follow @wahyu_presiden





Tidak ada komentar:

Posting Komentar