Rabu, 24 Mei 2017

Manusia Pendosa dan Sang Pemberi Maaf (Marhaban Ya Ramadhan)


Rasanya baru kemarin berada dalam suasana bulan Ramadhan 2016. Masih teringat suasana sahur, berbuka dan menjalankan ibadah ritual lain ditahun lalu. Waktu berjalan begitu cepat, membuat yang menarik nafas terlalu lama akan tertinggal.

Inilah dia, bulan yang ditunggu oleh lebih dari 1,6 Milyar manusia (bergama Islam) di seluruh dunia. Bahkan lebih dari itu, banyak masyarakat non-muslim pun menunggu bulan ini. Bagaimana tidak, lihatlah di Indonesia. Walau rumah makan banyak yang tutup disiang hari. Tapi banyak pengusaha baru muncul disore hingga menjelang sahur. Penjualan berbagai barang kebutuhan pokok hingga mewah naik secara drastis, saya tidak punya angka. Tapi silahkan lihat di pusat-pusat perbelanjaan, bagaimana manusia melakukan antiran di kasir.


Bulan yang seharusnya membawa senyum, tawa dan harap bagi yang hidup di garis kecukupan. Bulan yang seharusnya membawa ketenangan bagi mereka yang hidup di atas kecukupan. Inilah bulan yang membuat sang berlebih memberikan senyum kepada yang berkecukupan. Sebagai ganti, sang berlebih akan mendapat tenang. Indah secara tekstual.

Ramadhan akan memberikan dampaknya sendiri pada setiap insan. Akan ada mereka yang bahagia dan menikmati prosesnya, adapula mereka yang berharap bulan ini segera pergi. Ada yang hidupnya semakin ringan dan ada yang semakin berat. Lalu, dimanakah posisi saya?

Saya bukanlah alim ulama atau pemuda yang memberikan seluruh hidupnya di jalan Allah. Bukan pemuda yang sepanjang malam memikirkan umat. Bukan pemuda yang hatinya terpaut akan Masjid dan Al-Quran. Ya, paling tidak itu yang saya rasakan saat ini. 

Berjuta khilaf dan salah telah dipersembahkan, sementara hanya ada beberapa hal baik yang pernah dilakukan untuk Tuhan Sang Esa. Ratusan manusia yang telah disakiti, dan hanya beberapa manusia yang mendapat senyum dari saya. Malu, dan entah apa yang harus dijawab dihari kelak.

Walau disisah hidup pertobatan menjadi orientasi, rasanya tidak akan sanggup kenangan buruk tertutupi. Hanya kasih dan karunia Tuhan-lah yang sanggup memberikan kebaikan. Hanya Dia yang mempu menutupi segala buruk. Bukan kapasitas kita manusia untuk membayar setimpal segala salah dan khilaf masa lalu.

Menyambut Ramadhan, pribadi angkuh congkak dan tidak berperasaan ini memohon keikhlasan dan memohon maaf atas segala salah. Saya tidak menggunakan kalimat “mohon maaf jika ada kesalahan”, karena saya yakin pasti diri ini pernah melakukan kesalahan kepada semua yang pernah berinteraksi. Kecil maupun besar, saya mohon maaf.

Untuk insan yang memiliki dendam secara personal dan menganggap tulisan ini tidak cukup. Saya mohonkan untuk menyambut tulisan ini dengan sms atau WA ke 085256341105. Besar harapan setelah berinteraksi kembali, akan terbuka pintu maaf untuk saya.

#30DWC #Jilid6 #Squad10 #Day8

*sumber gambar: http://www.godubai.com/events/event_page.asp?pr=7388

Tidak ada komentar:

Posting Komentar