Rasanya baru kemarin berada dalam suasana bulan Ramadhan 2016. Masih teringat suasana sahur, berbuka dan menjalankan ibadah ritual lain ditahun lalu. Waktu berjalan begitu cepat, membuat yang menarik nafas terlalu lama akan tertinggal.
Inilah dia, bulan yang ditunggu oleh lebih dari 1,6 Milyar
manusia (bergama Islam) di seluruh dunia. Bahkan lebih dari itu, banyak
masyarakat non-muslim pun menunggu bulan ini. Bagaimana tidak, lihatlah di
Indonesia. Walau rumah makan banyak yang tutup disiang hari. Tapi banyak
pengusaha baru muncul disore hingga menjelang sahur. Penjualan berbagai barang
kebutuhan pokok hingga mewah naik secara drastis, saya tidak punya angka. Tapi
silahkan lihat di pusat-pusat perbelanjaan, bagaimana manusia melakukan antiran
di kasir.
Bulan yang seharusnya membawa senyum, tawa dan harap bagi
yang hidup di garis kecukupan. Bulan yang seharusnya membawa ketenangan bagi
mereka yang hidup di atas kecukupan. Inilah bulan yang membuat sang berlebih
memberikan senyum kepada yang berkecukupan. Sebagai ganti, sang berlebih akan
mendapat tenang. Indah secara tekstual.
Ramadhan akan memberikan dampaknya sendiri pada setiap
insan. Akan ada mereka yang bahagia dan menikmati prosesnya, adapula mereka
yang berharap bulan ini segera pergi. Ada yang hidupnya semakin ringan dan ada yang
semakin berat. Lalu, dimanakah posisi saya?
Saya bukanlah alim ulama atau pemuda yang memberikan seluruh
hidupnya di jalan Allah. Bukan pemuda yang sepanjang malam memikirkan umat.
Bukan pemuda yang hatinya terpaut akan Masjid dan Al-Quran. Ya, paling tidak
itu yang saya rasakan saat ini.
Berjuta khilaf dan salah telah dipersembahkan, sementara hanya
ada beberapa hal baik yang pernah dilakukan untuk Tuhan Sang Esa. Ratusan
manusia yang telah disakiti, dan hanya beberapa manusia yang mendapat senyum
dari saya. Malu, dan entah apa yang harus dijawab dihari kelak.
Walau disisah hidup pertobatan menjadi orientasi, rasanya tidak
akan sanggup kenangan buruk tertutupi. Hanya kasih dan karunia Tuhan-lah yang
sanggup memberikan kebaikan. Hanya Dia yang mempu menutupi segala buruk. Bukan
kapasitas kita manusia untuk membayar setimpal segala salah dan khilaf masa
lalu.
Menyambut Ramadhan, pribadi angkuh congkak dan tidak berperasaan
ini memohon keikhlasan dan memohon maaf atas segala salah. Saya tidak
menggunakan kalimat “mohon maaf jika ada kesalahan”, karena saya yakin pasti
diri ini pernah melakukan kesalahan kepada semua yang pernah berinteraksi.
Kecil maupun besar, saya mohon maaf.
Untuk insan yang memiliki dendam secara personal dan
menganggap tulisan ini tidak cukup. Saya mohonkan untuk menyambut tulisan ini
dengan sms atau WA ke 085256341105. Besar harapan setelah berinteraksi kembali,
akan terbuka pintu maaf untuk saya.
#30DWC #Jilid6 #Squad10 #Day8
*sumber gambar: http://www.godubai.com/events/event_page.asp?pr=7388
Tidak ada komentar:
Posting Komentar