#30DWC pada hari minggu kemarin memasuki hari ke 5. Sayangnya, dihari ke 5 tulisan saya terlambat disetor. Draft tulisan sebenarnya sudah ada. Tapi ada disangka, jam 8 malam tiba-tiba mata terpejam begitu saja. Jangankan menyetorkan tulisan. Kewajiban ibadah saja hampir kelewatan
Terbangun sekitar jam 3 dini hari sudah terlambat. Hari
telah berganti. Waktu telah berlari. Sementara saya? Terpaku menyesali waktu
yang tidak akan pernah kembali.
Sekali lagi, seperti tulisan sebelumnya. Untung terlambat
menyetorkan tulisan tidak akan berdampak langsung pada hidup dan mati. Pun ini
belum membuat jodoh hilang. Hehehe Bisa dibayangkan jika terlambat menyetorkan
tulisan menjadi terlambat men-submit
tugas pekerjaan yang nilainya ratusan juta atau milyaran rupiah.
Memanglah benar, waktu menjadi aset yang tidak kalah penting
bagi seseorang. Kenapa saya katakan waktu bisa diibaratkan aset? Secara bahasa,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Aset
berarti sesuatu yang memiliki nilai tukar; modal ; kekayaan. Ingat, aset itu memilii nilai tukar. Setiap
manusia memiliki waktu, yang membedakan akan ditukarkan apa waktu yang dimiliki
manusia tersebut.
Ada manusia yang memilih menukarkan waktunya untuk sebuah
gelar akademis dengan kuliah. Ada yang menukarkan waktu untuk uang. Ada yang
menukarkan waktu untuk pengalaman dengan mengunjungi tempat baru. Ada juga yang
menukarkan waktu untuk kesenangan semu dengan minum alkohol atau gonta-ganti
pasangan. Sementara saya kemarin memilih menukarkan waktu untuk tidur. *Ewew.
Itulah waktu, sebuah aset berharga yang dimiliki
setiap insan. Dia tidak pernah lari, tapi berganti wujud.
#30DWC #Jilid6 #Day5 #Squad10
sumber gambar: http://www.kompasiana.com/suchiyati/waktu_590730a8ae7a619a753db812
Tidak ada komentar:
Posting Komentar