Senin, 22 Mei 2017

Waktu Yang Berlalu



#30DWC pada hari minggu kemarin memasuki hari ke 5. Sayangnya, dihari ke 5 tulisan saya terlambat disetor. Draft tulisan sebenarnya sudah ada. Tapi ada disangka, jam 8 malam tiba-tiba mata terpejam begitu saja. Jangankan menyetorkan tulisan. Kewajiban ibadah saja hampir kelewatan

Terbangun sekitar jam 3 dini hari sudah terlambat. Hari telah berganti. Waktu telah berlari. Sementara saya? Terpaku menyesali waktu yang tidak akan pernah kembali.

Sekali lagi, seperti tulisan sebelumnya. Untung terlambat menyetorkan tulisan tidak akan berdampak langsung pada hidup dan mati. Pun ini belum membuat jodoh hilang. Hehehe Bisa dibayangkan jika terlambat menyetorkan tulisan menjadi terlambat men-submit tugas pekerjaan yang nilainya ratusan juta atau milyaran rupiah.


Memanglah benar, waktu menjadi aset yang tidak kalah penting bagi seseorang. Kenapa saya katakan waktu bisa diibaratkan aset? Secara bahasa, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Aset berarti sesuatu yang memiliki nilai tukar; modal ; kekayaan. Ingat, aset itu memilii nilai tukar. Setiap manusia memiliki waktu, yang membedakan akan ditukarkan apa waktu yang dimiliki manusia tersebut.

Ada manusia yang memilih menukarkan waktunya untuk sebuah gelar akademis dengan kuliah. Ada yang menukarkan waktu untuk uang. Ada yang menukarkan waktu untuk pengalaman dengan mengunjungi tempat baru. Ada juga yang menukarkan waktu untuk kesenangan semu dengan minum alkohol atau gonta-ganti pasangan. Sementara saya kemarin memilih menukarkan waktu untuk tidur. *Ewew.

Itulah waktu, sebuah aset berharga yang dimiliki setiap insan. Dia tidak pernah lari, tapi berganti wujud.

#30DWC #Jilid6 #Day5 #Squad10

sumber gambar: http://www.kompasiana.com/suchiyati/waktu_590730a8ae7a619a753db812

Tidak ada komentar:

Posting Komentar